Masa pandemi covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi masa pandemi covid-19 juga berdampak pada perekonomian di seluruh Negara di dunia khususnya di Negara Indonesia sendiri. Masa pandemi covid-19 juga mengakibatkan meningkatnya jumlah pengangguran. Semua usaha industri mengalami penurunan produksi sehingga menyebabkan penurunan keuangan di era pandemi covid-19 ini.
Sektor pertanian saat ini menjadi penyelamat untuk perekonomian suatu Negara khususnya di Negara Indonesia sendiri, sektor pertanian mulai dari sektor tanaman pangan, peternakan, perikanan, perkebunan dan kehutanan. Sektor pertanian menjadi sektor yang tetap tumbuh di tengah pandemi covid-19. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pertanian pada periode Januari – September 2020 naik 9,70 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Mengapa sektor pertanian menjadi penyelamat dan menjadi zona paling kuat dalam situasi covid-19 saat ini? Karena, sektor pertanian mayoritas terdapat di pedesaan yang tidak terlalu ramai tidak seperti diperkotaan sehingga minim masyarakat pedesaan terkena paparan covid-19 ini.
Dalam kondisi saat ini masyarakat membutuhkan pasokan pangan yang mengandung gizi dan nutrisi yang baik. Di era pandemi covid-19 saat ini masyarakat lebih memanfaatkan hasil pertanian lokal dan enggan mengonsumsi buah impor karena takut tidak terbebas dari covid-19. Menurut saya, melalui sektor pertanian yang diduga merupakan zona paling kuat bertahan saat ini diharapkan Pemerintah mampu memberikan pendanaan dalam sektor pertanian, karena Negara - Negara maju sudah mulai mengonsumsi buah lokal Indonesia. Berbagai program untuk peningkatan produksi melalui perbaikan sarana dan prasarana pertanian terus didorong, seperti fasilitas layanan pertanian dan penyuluhan ditingkatkan. Hal ini bisa dimanfaatkan Pemerintah untuk melakukan ekspor hasil tani ke Negara - Negara maju. Komoditas yang menjadi primadona untuk di ekspor seperti buah nanas, buah pisang, buah naga bahkan sarang burung walet. Sektor pertanian sudah melakukan ekspor dan sudah bisa menembus pasar China, komoditas unggulan tersebut juga sudah menembus pasar Eropa. Terdapat komoditas lain yang mengalami peningkatan ekspor karena produksi komoditas tersebut di Negara lain seperti Malaysia mengalami penurunan. Komoditas tersebut yaitu kelapa sawit. Ketika produksi kelapa sawit di Malaysia mengalami penurunan maka otomatis ekspor kelapa sawit Indonesia mengalami peningkatan. Pasar ekspor kelapa sawit mampu menembus pasar India.
Selain komoditas – komoditas diatas Indonesia juga mempunyai komoditas yang sudah bisa menembus pasar – pasar luar seperti kopi, kapulaga, dan karet. Kelapa asal sulut yang telah diolah dalam bentuk parut pun diminati di pasar Brazil. Kelapa parut yang sudah berhasil di ekspor ke pasar Brazil telah melewati serangkaian tindakan karantina dan dinyatakan sehat, aman serta memenuhi persyaratan menuju Negara tujuan. Keberhasilan ekspor ini, diharapkan mampu membawa dampak baik bagi kesejahteraan para petani kelapa di tengah pandemi covid-19. Sektor pertanian memang masih positif menjadi angin segar, meski juga diperlukan perbaikan keseluruhan dari sistem industri, dilakukan secara struktural agar setiap produk pertanian komoditas dikelola terlebih dahulu sehingga bisa memberi nilai tambah. Ekspor kapulaga asal Sumatera Utara (Sumut) tak goyah diterpa pandemi global covid-19. Komoditas lain seperti combrang, jahe, kunyit, cengkih dan buah tempayang juga laris terjual di pasar Mancanegara.
Ketika sektor pertanian mengalami peningkatan dan tetap kuat bertahan saat era pandemi covid-19 terjadi jumlah tenaga kerja dalam sektor pertanian meningkat, ketika sektor – sektor lain melakukan pengurangan tenaga kerja tetapi sektor pertanian sendiri menambah jumlah tenaga kerja. Hal ini tentu bisa mengurangi angka pengangguran disuatu Negara terutama di Negara Indonesia sendiri.
Ada lima kebijakan strategis itu di antaranya: Pertama, meningkatkan volume ekspor dengan bekerjasama dengan Pemerintah daerah dan stake holder untuk melakukan terobosan dan inovasi. Kedua, Negara menambah mitra dagang melalui kerjasaman dan harmonisasi aturan protokol karantina baik bilateral maupun multiteral. Ketiga, mendorong pertumbuhan eksportir baru dengan cara Kementan mendorong tumbuhnya agropreneur berorientasi ekspor. Keempat, menambah ragam komoditas ekspor melalui mendorong ekspor dalam bentuk olahan, kerjasama dengan Pemerintah Daerah & stake holder menggali potensi daerah dan mendorong tumbuhnya investasi. Kelima, meningkatkan frekuensi pengiriman dengan percepatan layanan ekspor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H