Kita bertentang, selalu bertentang Betapa sulit mengalah untuk kita Ketika kamu dan aku saling berteguh Pendirian yang selalu berseberangan Perdebatan berdalih prinsip diri Harusnya berpendar merubuhkan hati Aku rasa enggan berdiri di depanmu Kita berdua sendiri, berhadapan Aku membaca mata, dan kau lakukan sama Detik itu juga kita tak selingkar lagi Rima badai topan rela meredam, untuk bersaksi Perdebatan selalu berwajah asli Detik itu juga kita berbeda Jauh Tak sama Kita mendamba perfeksionis dalam batin Mengungkapkannya secara gamblang Detik itulah kita sama Betapa... Karena ku tak sampai hati membayangkan Selang empat puluh centimeter bak melihat savana menengahi Kau jauh tak terlihat Terhalang bukit yang menjulang keegoan Tertutup sempurna yang ingin kau dapat Aku pun... Entah kedewasaan sukar bertengger lama Betapa hobi berdebat selalu jadi warna Ada saat saling berkaca, dan mengorek luka Tapi tak sedikit bersesal Betapa nilai gilang-gemilang berseliran enam tahun jua Hingga detik ini tertulis segala keberhargaan cara kita Mengarti dan membuahi beda, dan tak selalu sama Betapa.... foto:Â http://www.google.com/imgres?imgurl=http://4.bp.blogspot.com/-JKOWHo8H7Pk/Ud-sgoc6viI/AAAAAAAAACg/ScHuXFPY2ck/s1600/pacaran-beda-agama.jpg&imgrefurl=http://verrosavero.blogspot.com/&usg=__dm0uC3Mnjlx1yV1_tSJ2_FRhCf0=&h=235&w=355&sz=14&hl=id&start=125&sig2=2W1i--ptovJ_cfxP_63dZA&zoom=1&tbnid=xbinQ-KzQZLA2M:&tbnh=80&tbnw=121&ei=Jh6IUsSBN8H_rAeYjIDYDQ&itbs=1&sa=X&ved=0CDQQrQMwBDh4 -
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H