Mohon tunggu...
tiara ayu pangestuti
tiara ayu pangestuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

jika di hari libur saya lebih suka menghabiskan waktu untuk bersepeda dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Ada Perbedaan Peran Gender pada Zaman Dulu dan Sekarang?

20 Mei 2024   07:20 Diperbarui: 20 Mei 2024   07:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gender masa lampau

Peran gender dalam dunia politik pada masa lalu sangat berbeda dibandingkan dengan sekarang, terutama dalam hal partisipasi perempuan dan dominasi pria. Berikut beberapa poin penting mengenai peran gender dalam politik pada masa lalu:

Dominasi Pria
1. Keterbatasan Peran Perempuan: Pria mendominasi hampir semua aspek kehidupan politik. Hampir semua posisi kekuasaan, mulai dari pemimpin negara hingga anggota parlemen dan pejabat lokal, dipegang oleh pria.
2. Kepemimpinan Pria: Struktur politik dan partai politik umumnya dipimpin oleh pria, dengan sedikit atau tanpa partisipasi perempuan dalam posisi pengambilan keputusan.

Hambatan Sosial dan Budaya
1. Norma Sosial: Norma sosial tradisional sering kali menempatkan perempuan dalam peran domestik, mengurus rumah tangga dan keluarga, sementara politik dianggap sebagai domain pria.
2. Diskriminasi Gender: Terdapat banyak hambatan sosial dan budaya yang membatasi peran perempuan dalam politik. Perempuan yang mencoba memasuki dunia politik sering menghadapi diskriminasi dan penolakan.

 Keterbatasan Pendidikan dan Peluang
1. Akses Terbatas ke Pendidikan: Perempuan umumnya memiliki akses terbatas ke pendidikan, terutama pendidikan tinggi yang dibutuhkan untuk banyak peran politik.
2. Keterbatasan Peluang Karir: Peluang karir bagi perempuan juga terbatas, sehingga mereka kurang memiliki pengalaman dan jaringan yang diperlukan untuk sukses dalam politik.

Kurangnya Perwakilan Perempuan
1. Minimnya Anggota Perempuan di Parlemen: Pada masa lalu, jumlah anggota perempuan di parlemen sangat sedikit. Banyak negara bahkan tidak memiliki perempuan dalam parlemen mereka.
2. Sedikitnya Pemimpin Perempuan: Sangat sedikit perempuan yang mencapai posisi kepemimpinan tertinggi, seperti presiden atau perdana menteri.

 Contoh Sejarah
1. Pemimpin Perempuan Terkenal: Walaupun jarang, ada beberapa pemimpin perempuan terkenal dalam sejarah politik, seperti Ratu Elizabeth I dari Inggris, Catherine the Great dari Rusia, dan beberapa lainnya. Namun, mereka lebih merupakan pengecualian daripada aturan.
2. Gerakan Hak Suara Perempuan: Awal abad ke-20 melihat munculnya gerakan hak suara perempuan (suffragette) di banyak negara Barat, yang memperjuangkan hak perempuan untuk memilih dan dipilih dalam pemilu.

Secara keseluruhan, politik pada masa lalu sangat didominasi oleh pria, dengan sedikit peran untuk perempuan. Hambatan sosial, budaya, pendidikan, dan struktural membatasi partisipasi perempuan dalam politik, menciptakan lingkungan di mana representasi gender tidak seimbang.

Gender pada zaman sekarang

Peran gender dalam dunia politik saat ini telah mengalami perubahan signifikan dibandingkan masa lalu. Berikut beberapa poin utama mengenai peran gender dalam politik sekarang:

Peningkatan Partisipasi Perempuan
1. Jumlah yang Meningkat: Jumlah perempuan yang terlibat dalam politik sebagai pemilih, kandidat, dan pejabat terpilih telah meningkat secara signifikan. Banyak negara telah melihat lonjakan dalam jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan posisi pemerintahan.
2. Kuota Gender: Beberapa negara telah menetapkan kuota gender untuk memastikan bahwa perempuan memiliki representasi yang memadai dalam lembaga legislatif dan eksekutif.

Perubahan Norma Sosial
1. Kesetaraan Gender: Norma sosial dan budaya semakin mendukung kesetaraan gender, dengan semakin banyak perempuan yang didorong untuk berpartisipasi dalam politik.
2. Peran Perempuan yang Diterima: Perempuan sekarang lebih diterima dalam peran politik, baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota parlemen.


Akses yang Lebih Baik terhadap Pendidikan dan Peluang
1. Pendidikan Tinggi: Akses perempuan terhadap pendidikan tinggi telah meningkat, memungkinkan mereka untuk mempersiapkan diri lebih baik untuk peran politik.
2. Peluang Karir: Perempuan sekarang memiliki lebih banyak peluang karir di bidang-bidang yang berhubungan dengan politik, seperti hukum, administrasi publik, dan hubungan internasional.

Kampanye dan Gerakan Kesetaraan Gender
1. Advokasi: Ada banyak kampanye dan gerakan global yang mendukung kesetaraan gender dan hak-hak perempuan, yang turut mendorong peningkatan peran perempuan dalam politik.
2. Organisasi Non-Pemerintah: Organisasi non-pemerintah dan inisiatif internasional bekerja untuk mendukung dan melatih perempuan agar dapat berpartisipasi dalam politik.

 Peningkatan Kesadaran dan Advokasi
1. Kesadaran Publik: Kesadaran tentang pentingnya representasi gender yang seimbang dalam politik semakin meningkat.
2. Kampanye Media: Media juga memainkan peran penting dalam mempromosikan perempuan dalam politik dan menyoroti isu-isu gender.

Tantangan yang Masih Ada
1. Kesetaraan yang Belum Tercapai Sepenuhnya: Meskipun ada kemajuan, kesetaraan gender dalam politik belum sepenuhnya tercapai. Perempuan masih sering menghadapi diskriminasi, hambatan struktural, dan kekerasan berbasis gender.
2. Kesenjangan Upah dan Kekuasaan: Perempuan masih sering dihadapkan pada kesenjangan upah dan kurangnya akses ke posisi kekuasaan tertinggi.

Contoh Perempuan dalam Politik
1. Pemimpin Perempuan Terkenal: Contoh pemimpin perempuan modern termasuk Angela Merkel (mantan Kanselir Jerman), Jacinda Ardern (Perdana Menteri Selandia Baru), dan Kamala Harris (Wakil Presiden Amerika Serikat).
2. Perempuan dalam Parlemen: Banyak negara sekarang memiliki parlemen dengan representasi perempuan yang signifikan, seperti Rwanda, yang memiliki salah satu persentase perempuan tertinggi di parlemen dunia.

Secara keseluruhan, meskipun masih ada tantangan, peran perempuan dalam politik saat ini jauh lebih signifikan dan diakui dibandingkan masa lalu. Upaya untuk mencapai kesetaraan gender terus berlanjut, dengan dukungan dari berbagai sektor masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun