Gender masa lampau
Peran gender dalam dunia politik pada masa lalu sangat berbeda dibandingkan dengan sekarang, terutama dalam hal partisipasi perempuan dan dominasi pria. Berikut beberapa poin penting mengenai peran gender dalam politik pada masa lalu:
Dominasi Pria
1. Keterbatasan Peran Perempuan: Pria mendominasi hampir semua aspek kehidupan politik. Hampir semua posisi kekuasaan, mulai dari pemimpin negara hingga anggota parlemen dan pejabat lokal, dipegang oleh pria.
2. Kepemimpinan Pria: Struktur politik dan partai politik umumnya dipimpin oleh pria, dengan sedikit atau tanpa partisipasi perempuan dalam posisi pengambilan keputusan.
Hambatan Sosial dan Budaya
1. Norma Sosial: Norma sosial tradisional sering kali menempatkan perempuan dalam peran domestik, mengurus rumah tangga dan keluarga, sementara politik dianggap sebagai domain pria.
2. Diskriminasi Gender: Terdapat banyak hambatan sosial dan budaya yang membatasi peran perempuan dalam politik. Perempuan yang mencoba memasuki dunia politik sering menghadapi diskriminasi dan penolakan.
 Keterbatasan Pendidikan dan Peluang
1. Akses Terbatas ke Pendidikan: Perempuan umumnya memiliki akses terbatas ke pendidikan, terutama pendidikan tinggi yang dibutuhkan untuk banyak peran politik.
2. Keterbatasan Peluang Karir: Peluang karir bagi perempuan juga terbatas, sehingga mereka kurang memiliki pengalaman dan jaringan yang diperlukan untuk sukses dalam politik.
Kurangnya Perwakilan Perempuan
1. Minimnya Anggota Perempuan di Parlemen: Pada masa lalu, jumlah anggota perempuan di parlemen sangat sedikit. Banyak negara bahkan tidak memiliki perempuan dalam parlemen mereka.
2. Sedikitnya Pemimpin Perempuan: Sangat sedikit perempuan yang mencapai posisi kepemimpinan tertinggi, seperti presiden atau perdana menteri.
 Contoh Sejarah
1. Pemimpin Perempuan Terkenal: Walaupun jarang, ada beberapa pemimpin perempuan terkenal dalam sejarah politik, seperti Ratu Elizabeth I dari Inggris, Catherine the Great dari Rusia, dan beberapa lainnya. Namun, mereka lebih merupakan pengecualian daripada aturan.
2. Gerakan Hak Suara Perempuan: Awal abad ke-20 melihat munculnya gerakan hak suara perempuan (suffragette) di banyak negara Barat, yang memperjuangkan hak perempuan untuk memilih dan dipilih dalam pemilu.
Secara keseluruhan, politik pada masa lalu sangat didominasi oleh pria, dengan sedikit peran untuk perempuan. Hambatan sosial, budaya, pendidikan, dan struktural membatasi partisipasi perempuan dalam politik, menciptakan lingkungan di mana representasi gender tidak seimbang.
Gender pada zaman sekarang
Peran gender dalam dunia politik saat ini telah mengalami perubahan signifikan dibandingkan masa lalu. Berikut beberapa poin utama mengenai peran gender dalam politik sekarang:
Peningkatan Partisipasi Perempuan
1. Jumlah yang Meningkat: Jumlah perempuan yang terlibat dalam politik sebagai pemilih, kandidat, dan pejabat terpilih telah meningkat secara signifikan. Banyak negara telah melihat lonjakan dalam jumlah perempuan yang duduk di parlemen dan posisi pemerintahan.
2. Kuota Gender: Beberapa negara telah menetapkan kuota gender untuk memastikan bahwa perempuan memiliki representasi yang memadai dalam lembaga legislatif dan eksekutif.