Presiden Soeharto dan pemerintahan orde barunya mencatat berbagai Sejarah banyak yang menganggap pada masa itu semua sektor kehidupan aman terkendali mulai dari stabilitas politik dan keamanan, pertumbuhan ekonomi, Pembangunan infrastruktur, penyediaan akses Pendidikan dan fasilitas keamanan, sampai penurunan angka pengangguran.
Tetapi pada zaman orde baru muncul kebijakan-kebijakan yang menimbulkan kontroversi terjadi juga peristiwa peristiwa yang menoreh citra buruk bagi Sejarah Indonesia. Salah satunya adalah peristiwa penembakan misterius atau petrus, meskipun terbukti menurunkan angka kriminalitas kejadian ini mendapat kecaman dari masyarakat Indonesia bahkan dunia Internasional.
SEJARAH DAN LATAR BELAKANG
 Pada awal 1980an ambruknya ekonomi Indonesia setelah masa Pembangunan, pada saat itu Masyarakat Indonesia kesulitan ekonomi akibatnya tingkat kemiskinan dan pengangguran naik, situasi keamanan negara juga tidak tentu karena persaingan ekonomi sulit dikedalikan, yang mengakibatkan tingginya tingkat kriminalitas.
Para residivis pada saat itu mulai menguasai lahan parkir, tempat hiburan, toko, pasar tidak hanya menagih jatah tapi mereka mulai merampok, mencuri, membegal bahkan sampai menghabisi nyawa orang lain untuk merampas hartanya, dan karna keadaan semakin memburuk mahasiswa dan beberapa elemen masyarakat mulai protes dan demo pada pemerintah.
Pada saat itulah Presiden Soeharto dan orde barunya mulai melakukan mobilisasi politik untuk memperbaiki keadaan, setelah berdiskusi dengan jajaran ABRI dan polisi akhirnya munculah operasi celurit. Operasi ini dikenal juga sebagai Operasi Pemberantasan Kejahatan (OPK) penembakan misterius (Petrus).
 Operasi ini terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia pada tahun 1982-1985. Operasi ini diklaim hanya untuk mendata para pelaku criminal, orang-orang yang didata adalah orang orang yang membuat perilaku criminal atau anak anak liar yang memiliki ciri khas bertato, rambut gondrong, anggota geng, dan juga mantan napi.
AKIBAT DAN DAMPAK
Seiring berjalanya waktu banyak orang yang meninggal secara misterius dalam kondisi mengerikan rata rata jasadnya terikat, memiliki luka tembak dibagian kepala atau jeratan tali dilehernya, mereka akan diletakan di dalam karung dan disimpan di tempat-tempat terbuka, seperti di jalan raya, bioskop bahkan di halaman rumah warga.
Semakin lama petrus ini mulai menyebar di pulau jawa hingga medan dan korbanya semakin banyak. Pada 1983, tercatat sebanyak 532 orang tewas 367 tewas karena luka tembak kemudian, pada 1984 tercata 107 tewas dan pada 1985 tercatat 74 orang tewas 28 diantaranya tewas karena ditembak. Di satu sisi, beberapa pihak menganggap operasi ini berhasil mengurangi tingkat kejahatan dan memberikan rasa aman bagi masyarakat. Namun, di sisi lain, operasi ini juga menciptakan ketakutan dan trauma di antara masyarakat, karena banyak yang menjadi korban kekerasan yang tidak adil.