Mohon tunggu...
Tiara Aulia
Tiara Aulia Mohon Tunggu... Belum bekerja

Saya Tiara Aulia biasanya dipanggil Tiara saya mahasiswa universitas Islam negeri Sumatra Utara dengan jurusan bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Budaya Wirid Yang Dilaksanakan Setiap Malam Jum'at

16 Maret 2025   20:46 Diperbarui: 16 Maret 2025   20:46 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kampung yang terletak di pinggiran Kota Medan, terdapat sebuah tradisi yang sudah berlangsung turun-temurun. Tradisi itu disebut wirid, sebuah ritual doa bersama yang dilakukan setiap malam Jumat untuk memohon berkah, keselamatan, dan ketenangan hidup. Tradisi ini sudah lama melekat di masyarakat kampung tersebut, terutama di kalangan orang-orang tua.

Malam itu, Siti, seorang gadis muda yang baru saja kembali dari kota setelah menyelesaikan kuliah, merasa cemas. Ia belum pernah mengikuti wirid sejak kecil, meski sudah sering mendengar cerita dari ibunya dan neneknya. Ketika tiba di rumah orangtuanya, Siti mendengar suara azan dari masjid yang tidak jauh dari rumah, tanda bahwa waktu Isya sudah tiba. Ini artinya, saatnya untuk wirid.

Siti mengintip dari jendela, melihat para tetangga mulai berdatangan. Mereka mengenakan pakaian sederhana, membawa berbagai sesaji berupa bunga, air kelapa, dan beberapa jenis makanan hasil bumi. Para ibu dan bapak berjalan bersama-sama menuju sebuah tanah lapang di tengah kampung. Siti pun merasa ada dorongan untuk ikut serta, meski sedikit ragu karena suasana yang agak asing baginya.

"Ibu, aku boleh ikut wirid malam ini?" tanya Siti kepada ibunya, yang tengah mempersiapkan kelapa muda di dapur.

Ibu Siti tersenyum lembut, "Tentu saja, Nak. Wirid itu untuk semua, baik yang muda maupun yang tua. Ini adalah cara kita menjaga hubungan dengan Tuhan dan alam sekitar. Jangan khawatir, ikuti saja dengan hati yang tulus."

Dengan langkah pelan, Siti mengikuti ibunya menuju tanah lapang. Sesampainya di sana, ia melihat nenek dan kakek, para tetua kampung, sudah duduk melingkar. Nenek Siti, yang dikenal sebagai pemimpin wirid, memulai doa dengan suara yang lembut namun tegas.

"Ya Allah, Tuhan yang Maha Esa, kami berkumpul di sini untuk memohon perlindungan dan keberkahan. Semoga kampung ini selalu aman, masyarakatnya sehat, dan hasil bumi serta laut kami diberikan yang terbaik. Kami juga memohon agar segala usaha kami diberkahi," doa nenek Siti diikuti oleh suara serempak dari para peserta wirid.

Siti merasakan ketenangan yang luar biasa. Suara doa yang mengalun dalam bahasa daerah yang kental membuat hatinya semakin tenang. Ia merasakan kedekatan dengan kampung halamannya, tempat ia dibesarkan, meskipun sudah lama meninggalkannya.

Setelah doa selesai, warga kampung melanjutkan ritual dengan membawa sesaji mereka menuju tepian sungai yang tidak jauh dari lokasi wirid. Mereka melepaskan bunga-bunga, menyiram air kelapa, dan menaburkan beras kunir sebagai tanda syukur kepada Tuhan dan untuk memohon keselamatan. Siti turut melakukan hal yang sama, meskipun sedikit ragu, ia merasakan ada suatu ikatan batin yang menguat.

Melihat warga yang dengan penuh khidmat menjalankan tradisi itu, Siti merasa betapa pentingnya wirid bagi kehidupan mereka. Bagi mereka, ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah cara untuk menjaga hubungan dengan alam, dengan sesama, dan dengan Tuhan. Sebuah tradisi yang mengajarkan pentingnya bersyukur dan menjaga keharmonisan hidup.

Saat kembali ke rumah, Siti merasa lebih dekat dengan akar budaya kampung halamannya. Ia menyadari bahwa meskipun dunia terus berubah, tradisi seperti wirid ini tetap memberi kekuatan dan kenyamanan bagi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun