Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) adalah kematian yang terjadi pada penduduk yang berusia kurang dari 1 tahun. Bayi pada usia tersebut memiliki tubuh yang rentan terserang penyakit. Oleh karena itu, bayi yang baru lahir perlu mendapat perhatian khusus supaya kesehatannya stabil. Sebab hal ini berisiko fatal dan menyebabkan bayi baru lahir meninggal.
Berdasar data dari BPS, angka kematian bayi di Jawa Timur tahun 2005-2010 turun dari 36,65 (2005) menjadi 29,99 per 1000 kelahiran hidup (2010). Angka tersebut masih cukup jauh dari target MDG's tahun 2015. penurunan AKB mengindikasikan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu bentuk keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.
Tetapi, kita tentu tetap harus mengetahui penyebab apa saja yang menyebabkan kematian bayi. Berikut penjelasannya:
1. Asfiksia : Kondisi ini terjadi ketika bayi kekurangan oksigen sebelum/saat dilahirkan. Hal ini ditandai dengan kulit bayi membiru, sesak napas, penurunan denyut jantung, dan kelemahan otot. Biasanya asfiksia disebabkan oleh proses persalinan terhambat dan bayi tidak keluar saat proses persalinan. Kondisi ini juga bisa terjadi karena jalan keluar bayi terhalang di tengah jalan.
2. Infeksi : Menurut WHO, infeksi menjadi salah satu penyebab kematian bayi baru lahir paling umum di dunia. Ada banyak hal yang bisa memicu terjadinya infeksi pada bayi baru lahir, seperti:
* sepsis,
* tetanus,
* tetanus neonatanum,
* diare, dan
* pneumonia
3. Berat badan lahir rendah: Bayi dikatakan memiliki berat badan lahir rendah, apabila berat badannya kurang dari 2.500 gram atau 2,5 kilogram (kg). Bayi yang beratnya kurang dari 2.500 gram rentan mengalami masalah kesehatan atau bahkan kematian sewaktu lahir.
Cara mengatasi kematian bayi baru lahir adalah:
1. Menjaga kesehatan janin
2. Memastikan fasilitas kesehatan bersih dan higienis. Mulai dari alat-alat hingga ruang bersalin, pastikan semuanya dalam kondisi steril sehingga bayi dapat terhindar dari risiko infeksi.
Refrensi:Â
1. Saifuddin. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: JNPKKRPOGI Bekerjasama Dengan Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prewirohardjo
2. Rochjati, Poedji. 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil: Pengenalan Faktor Risiko Deteksi Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi. Surabaya: LAB/SMF Obgin RSU Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
3. Sugiharti., Sukana, Bambang., Hapsari, Dwi. 2004. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Ibu dengan Pemanfaatan Tenaga Kesehatan sebagai Penolong Persalinan di Pulau Jawa (Analisis Data Sekunder Susenas 2001). Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 3 Nomer 2, Agustus 2004.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI