Mohon tunggu...
Tiara Misbach
Tiara Misbach Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mulawarman

Saya Mahasiswa semester 1 farmasi di Universitas Mulawarman yang memiliki kesukaan di bidang kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Tren Top 3 Penyebab Bullying di TikTok, Lelucon Mahasiswa Samarinda Seberang

3 Desember 2024   09:59 Diperbarui: 3 Desember 2024   10:56 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini, TikTok dihebohkan dengan video yang mengangkat tema "Top 3 Penyebab Bullying", yang di dalamnya menyebutkan hal-hal seperti cengeng, pick me, dan tinggal di Samarinda Seberang. Lelucon ini, khususnya di kalangan mahasiswa Universitas Mulawarman (Unmul) yang kebanyakan tinggal di kost atau sekitarannya menarik perhatian banyak orang, terutama mereka yang tinggal di Samarinda Seberang.

Mahasiswa yang tinggal di Samarinda Seberang sering kali dijadikan sasaran gurauan, terutama terkait jarak yang harus mereka tempuh untuk mencapai kampus. Mereka yang kebanyakan tinggal di kost atau rumah yang dekat dengan kampus, seringkali menjadikan hal tersebut gurauan kepada mereka yang tinggal jauh. 

Perjalanan yang memakan waktu 30-45 menit melewati Jembatan Mahakam kerap kali disandingkan dengan lelucon tentang "perjalanan beda pulau" atau bahkan menyebutkan untuk membuat negara sendiri karena kerap cuaca yang berbeda jauh dari Samarinda Utara dengan Samarinda Seberang. Menariknya, meskipun ini hanya bercanda, lelucon tersebut memperlihatkan realitas yang dialami oleh mahasiswa dalam menempuh jarak jauh.

Walau tidak dimaksudkan untuk menyakiti, lelucon semacam ini dapat memperkuat stereotip negatif. Dalam video TikTok, pernyataan tentang "tinggal di Samarinda Seberang" bisa jadi terasa sebagai bentuk bullying ringan. Bagi mahasiswa yang harus berjuang menempuh perjalanan panjang setiap hari, hal ini mungkin terasa lebih dari sekadar guyonan. 

Mungkin bagi orang lain ini hanya lelucon, tetapi bagi mereka, ini adalah bagian dari pengalaman sehari-hari yang kadang membebani. Tapi tentu saja, sebagian dari mereka menerima gurauan tersebut karena mereka juga mengetahui bagaimana keadaan mereka.

Perlu diingat bahwa TikTok merupakan platform yang dapat memperkuat atau bahkan merusak citra seseorang. Meskipun bercanda adalah bagian dari kehidupan kampus, kita harus selalu ingat untuk menjaga perasaan orang lain. Tertawa bersama itu penting, tetapi empati dan pengertian terhadap sesama juga tidak kalah pentingnya.

Dengan demikian, marilah kita berhati-hati dalam menyebarkan lelucon, terutama yang berkaitan dengan identitas sosial. Meskipun lelucon tentang "Top 3 Penyebab Bullying" ini mungkin mengundang tawa, kita harus memastikan bahwa tawa tersebut tidak datang dengan mengorbankan perasaan orang lain. Empati adalah kunci untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih inklusif dan saling menghargai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun