Mohon tunggu...
Tiara DwiAdelia
Tiara DwiAdelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Membaca buku terutama novel

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Lensa Bullying Melalui Gambar dan Cerita Anak-Anak

6 Desember 2024   19:37 Diperbarui: 6 Desember 2024   19:50 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bullying, yang masih sering dialami oleh anak-anak dan remaja, memengaruhi fisik dan emosional. Jumlah kasus yang dilaporkan pada tahun 2023 meningkat signifikan, mencapai 3.800 laporan, menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Pelecehan fisik adalah jenis yang paling umum (55,5%), diikuti oleh pelecehan verbal (29,3%) dan pelecehan psikologis (15,2%). Karena banyak kasus yang tidak dilaporkan, angka ini hanya menunjukkan sebagian kecil dari kasus sebenarnya (Wibisana, 2024).

Anak-anak di Rumah Lanal Pintar Palembang, Kampung Bahari, terlibat dalam penelitian yang menggunakan pendekatan photovoice untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang masalah ini. Dengan menggunakan foto dan cerita, anak-anak menggambarkan pengalaman mereka dengan bullying dengan cara ini. Hasil penelitian ini menunjukkan perspektif mereka tentang bullying serta respons emosional dan tingkat kesadaran mereka.

Pengetahuan tentang Bullying

Hasil wawancara menunjukkan bahwa anak-anak mendefinisikan pelecehan sebagai tindakan yang melukai fisik dan emosional. Salah satu informan menggambarkan bullying sebagai "Saling mengejek, mengatai nama orang tua, atau memukul teman."

Pengetahuan Umum Anak-Anak Rumah Pintar Tentang Bullying (Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Pengetahuan Umum Anak-Anak Rumah Pintar Tentang Bullying (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

"Bullying tuh saling mengejek sama orang miskin. Contohnya itu suka mengejek, mengatainama orang tua, memukul teman" (Informan 1, 2024).

Anak-anak menganggap pelecehan sebagai perilaku yang merugikan dan menyakitkan secara fisik dan emosional. Ironisnya, mereka sering melakukan hal-hal serupa, terutama saat bermain game online. Mereka sering melontarkan kata-kata kasar atau hinaan dalam situasi seperti ini, yang termasuk dalam kategori bullying verbal. Ini menunjukkan bahwa meskipun anak-anak tahu apa itu bullying, mereka sering menganggapnya sebagai "bercanda", sehingga sulit untuk menghindarinya.

"Ada juga kak sering juga mengejek sewaktu main game online seperti Mobile Legend, sering disebut dengan kata tolol, bodoh kalau ada yang salah atau lambat" (Informan 3, 2024).

Respons Anak-Anak terhadap Bullying

Reaksi emosional anak-anak terhadap bullying beragam. Jika temannya diejek atau dipukul, beberapa anak merasa terganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun