Grab Indonesia didominasi oleh perempuan. Berita tersebut lantas mendapat 200.000 lebih penyuka serta 1.000 lebih komentar yang menandakan banyaknya masyarakat yang tertarik dengan berita ini.Â
Pada hari Rabu, 26 April 2023, akun Instagram Folkative mengunggah sebuah berita yang menyatakan kepemimpinanPada captionnya, Folkative menyatakan bahwa Grab Indonesia saat ini sedang mencanangkan kampanye #PerempuanSemua, dimana perempuan ditunjuk sebagai pemimpin untuk terus menciptakan perubahan dan inovasi. Kampanye ini bertujuan untuk menunjukkan dukungan kepada perempuan dan membangun kepercayaan diri untuk semua. Berita ini menuai reaksi yang bermacam-macam dari masyarakat Indonesia. Tidak hanya perempuan yang memenuhi kolom komentar sebagai bentuk dukungan terhadap sesama perempuan dan perjuangan kesetaraan gender, tetapi respon laki-laki juga perlu diperhatikan.
Kolom komentar unggahan Folkative ini dipenuhi dengan sindiran terhadap bagaimana perempuan lebih mengutamakan emosional ketika bekerja dan menggambarkan bahwa perempuan tidak dapat bekerja secara rasional sebagaimana laki-laki bekerja. Salah satu akun Instagram bernama @wearnyu yang ikut mengomentari unggahan Folkative ini berpendapat bahwa perempuan tidak dapat menjadi pemimpin karena sifatnya yang emosional dilihat dari pengalaman pribadinya di dunia kerja. Komentar ini tentu langsung mendapat kecaman dari pengguna Instagram lainnya yang merasa akun tersebut men-generalisasi-kan perempuan hanya dari lingkungan kerja tertentu dan mempertanyakan kualitas pemimpin laki-laki.
Komentar lainnya juga menyorot kata 'dominasi' dalam judul berita. Menurut beberapa pengguna instagram, pergerakan perjuangan kesetaraan gender yang awalnya ingin menyamakan posisi laki-laki dan perempuan lama kelamaan berputar arah menjadi women supremacy.Â
Salah satu contohnya dituliskan oleh akun bernama @donysetyo yang menyatakan, "equality doesn't mean women supremacy." Banyak komentar yang khawatir gerakan perjuangan kesetaraan gender akan salah arah menjadi supremasi wanita, sementara tujuan utama dari perjuangan kesetaraan gender adalah menyadarkan masyarakat bahwa laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama sebagai manusia dan menghilangkan diskriminasi gender. Lantas, apakah fenomena perempuan mendominasi kursi kepemimpinan ini dapat menciptakan adanya supremasi perempuan secara tidak sadar?
Hal tersebut tentu tidak dapat dipastikan karena dinamika sosial tidak dapat ditentukan. Namun, apabila para pejuang feminisme tidak memperjelas premis yang diperjuangkan, maka arah juang mereka akan berubah menjadi supremasi perempuan. Kesalahpahaman terhadap arah juang feminisme membuat gerakan ini tidak mudah diterima masyarakat Indonesia sehingga perjuangan kesetaraan gender semakin susah dicapai. Hal ini juga yang membuat setiap usaha pejuang feminis mendapat respon negatif. Namun, supremasi perempuan dapat dicegah apabila setiap pejuang feminis dapat memahami arti kesetaraan gender yang sesungguhnya dimana kesetaraan ini berarti laki-laki dan perempuan mendapat hak yang sama sebagai manusia dan menghilangkan diskriminasi gender bukan mengglorifikasi gender tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H