Mohon tunggu...
Tiara Cahyani
Tiara Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - masih baru

Mudah tertarik akan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Aksi Yang Dilakukan AS Guna Memperkuat Militer Taiwan

18 April 2022   21:32 Diperbarui: 18 April 2022   21:37 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Amerika Serikat terus memperdalam hubungannya dengan Taiwan, sehingga Amerika Serikat melakukan perdagangan senjata dengan Taiwan sebagai bentuk dukungan Amerika Serikat, dengan memodernisasi alat pertahanan Taiwan guna memperkuat pasukan militer. Bagi Amerika Serikat, Taiwan merupakan kolega yang memiliki impact yang besar menempati posisi kesembilan dalam relasi perdagangan Amerika Serikat dengan negara lainnya. Amerika Serikat ingin bekerja sama dengan Taiwan karena ada sesuatu yang dilihat menarik oleh Amerika Serikat, yang mana hal menarik tersebut adalah sistem politik yang dimiliki Taiwan begitu berbeda dengan sistem politik yang dianut oleh China.

Sistem politik yang dimaksud yaitu Taiwan menggunakan demokrasi dan liberalisme yang umumnya dianut di negara-negara Barat, yang pada awalnya akar dari sistem tersebut adalah Amerika Serikat. China dan Amerika Serikat terus berusaha untuk membuat Taiwan masuk kedalam lingkup pengaruh mereka, karena yang dilihat oleh keduanya Taiwan memiliki kawasan strategis dan memiliki pengaruh ekonomi yang pesat sehingga banyak investor asing yang memiliki keyakinan terhadap prospek pembangunan ekonomi Taiwan. Maka dari itu Amerika Serikat terus memberikan bantuan militer kepada Taiwan.

Pentagon menegaskan pada hari selasa tanggal 5 April 2022. Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui penjualan peralatan, pelatihan, dan barang-barang lainnya ke Taiwan untuk mendukung sistem pertahanan udara Patriot dalam kesepakatan senilai hingga $95 juta USD, Taiwan yang memproklamirkan diri China telah mengeluh bahwa Beijing telah meningkatkan tekanan militer untuk mencoba memaksa pulau yang diperintah secara demokratis itu untuk menerima kedaulatannya. Dalam pemberitahuan kepada Kongres, Pentagon mengatakan paket itu akan mencakup pelatihan, perencanaan, penyebaran, operasi, pemeliharaan dan pemeliharaan sistem pertahanan udara rudal Patriot dan peralatan terkait (Iyabu, 2022).

Dengan adanya peningkatan sistem alat pertahanan udara (rudal patriot) yang sengaja difungsikan untuk membantu untuk meningkatkan keamanan serta dapat menjaga stabilitas politik, balancing power dari segi militer dan ekonomi yang memberikan perubahan yang lebih maju di wilayah tersebut. Kegiatan penjualan senjata yang dilakukan Amerika Serikat yang bertujuan untuk memenuhi kepentingan nasional, keamanan serta ekonomi. Kementerian Pertahanan Taiwan mengkonfirmasi, keputusan untuk mendapatkan rudal Patriot yang dibuat selama pertemuan 2019 dengan pejabat Amerika Serikat di era pemerintahan Presiden Donald Trump.

Rudal Patriot dalam sejarah awalnya dibuat sebagai sistem untuk memukul mundur pesawat tempur. Namun dalam perkembangannya, Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan rudal Patriot selama Perang Teluk 1991 untuk menangkis rudal dari Irak. Rudal Patriot dikatakan mampu memukul mundur rudal balistik taktis dan ancaman udara seperti pesawat dan rudal jelajah. Rudal Patriot digunakan oleh pasukan Amerika Serikat di Kuwait pada tahun 2003 selama konflik di Irak. Rudal Patriot digunakan di lebih dari 13 negara seperti Jerman, Yunani, Israel, Jepang, Kuwait, Belanda, Arab Saudi, Korea Selatan, Qatar, Uni Emirat Arab dan Taiwan.

Namun, kemampuan rudal Patriot atau sistem anti-rudal tidak selalu ideal. Beberapa waktu lalu, Rusia mengolok-olok rudal Patriot ini karena gagal melindungi kilang Arab Saudi dari serangan drone dan rudal jelajah dari Yaman. Belakangan, rudal Iran mampu menembus pangkalan militer Amerika Serikat di Irak. Serangan itu dilakukan Iran sebagai pembalasan atas serangan mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menewaskan Jenderal Iran Qasim Soleimani. Trump mengatakan partainya tidak menyebarkan sistem anti-rudal Patriot AS di Irak (Alhabsy , 2020).

Amerika Serikat berupaya mendorong Taiwan agar dapat memodernisasi alat pertahanannya dan strategi militer yang mampu menciptakan kemampuan pertahanan yang kuat. Itikat baik Amerika Serikat pun disambut secara sukarela oleh pemerintah Taiwan, sehingga Taiwan dapat menghadapi gangguan keamanan atau apabila China melancarkan aksi sepihak berupa serangan yang dapat mengancam keamanan nasional Taiwan sehinga Taiwan butuh pertahanan yang kuat. Keduanya terus memperdalam hubungan kerjasama dalam bidang militer dan ekonomi.

Reaksi China begitu mengetahui aksi dari Amerika Serikat yang mendukung memodernisasi alat pertahanan Taiwan, yang diwakilkan oleh Zhao Lijian, juru bicara kementerian luar negeri China. Ia mengatakan bahwa para pejabat China memprotes keras niat Pentagon untuk meningkatkan penjualan senjata ke Taiwan. Aksi dari Amerika Serikat ini dapat berdampak hingga merusak hubungan Amerika Serikat-China dan mengganggu perdamaian di Selat Taiwan. Dalam hal ini, China menyatakan protes keras dan ketidakpuasan yang kuat. Menurut diplomat itu, pihak berwenang China percaya bahwa pasokan senjata Amerika ke Taipei merupakan pelanggaran perjanjian bilateral dan pelanggaran kepentingan nasional China.

China juga mengutarakan keinginannya dengan mendesak Amerika Serikat, agar membatalkan transfer senjata yang direncanakan dan berhenti melakukan latihan militer di Taiwan. Seperti dilaporkan sebelumnya, Departemen Pertahanan Amerika Serikat telah menyetujui kemungkinan penjualan peralatan, pelatihan, dan barang-barang lainnya ke Taiwan untuk mendukung sistem pertahanan udara yaitu rudal patriot. Amerika Serikat secara hukum berkewajiban untuk memberi Taiwan sarana untuk mempertahankan diri meskipun kurangnya hubungan diplomatik formal, dan penjualan senjata semacam itu selalu ditimbulkan di Beijing.

Dalam Konflik China-Taiwan, meningkatkan intensitas operasi militer di Selat Taiwan. Peristiwa pada akhir bulan Januari, delapan pembom China dan empat pesawat tempur dilaporkan memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan. Munculnya armada sebesar itu dianggap langka, karena hanya 12 pesawat pengintai yang terlihat sejauh ini. Pada bulan yang sama insiden itu terjadi, armada kapal induk AS memasuki Laut China Selatan. Sebagian besar wilayahnya diklaim oleh China, dan menjadi objek konflik dengan banyak negara. Taiwan tampaknya ingin menunjukkan bahwa ia dapat mempertahankan diri, terutama setelah muncul keraguan apakah Amerika Serikat akan membantu jika terjadi serangan China (Santoso, 2021).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun