Mohon tunggu...
TIARA AGUSTA SARI
TIARA AGUSTA SARI Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Mahasiswa PPG Daljab Tahun 2023 Angkatan 2 Universitas Tanjungpura (UNTAN) Pontianak Guru SDN 07 Kota Alam dan SDN 05 Kelapa Tujuh, CGP Angkatan 10 Kab. Lampung Utara, Lampung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Jurnal Refleksi Dwi Mingguan ke-7 Modul 2.3 Coaching untuk Supervisi Akademik

26 Juli 2024   21:20 Diperbarui: 26 Juli 2024   21:40 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Perkenalkan nama saya Tiara Agusta Sari (SDN 07 Kota Alam), calon guru penggerak angkatan 10

Kabupaten lampung Utara, Provinsi Lampung

Fasilitator : Ibu Mita Syahrianti

Pengajar Praktik: Ibu Ilah Armilah

Pada kesempatan ini saya akan menyampaikan jurnal refleksi dwimingguan modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik. Melalui Jurnal Refleksi Dwi Mingguan modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik, saya menciptakan ruang untuk merenung, belajar, dan berbagi apa yang telah saya dapatkan selama pembelajaran beberapa materi di modul 2.3 .

Dalam mengekspresikan refleksi diri ini, saya memilih pendekatan yang sangat bermakna, yaitu model 4F (Fact, Feeling, Findings, dan Future) yang diinisiasi oleh Dr. Roger Greenaway. Melalui proses ini, saya menyadari bahwa setiap peristiwa memiliki makna tersendiri, setiap perasaan adalah bagian dari perjalanan pertumbuhan, setiap pembelajaran membawa kita lebih dekat pada visi kita, dan setiap penerapan adalah langkah konkrit menuju perubahan.

Jurnal ini, lebih dari sekadar kewajiban rutin, merupakan cerminan perjalanan emosional dan profesional saya. Saya mengajak diri saya sendiri untuk melihat lebih dalam, tidak hanya pada fakta dan temuan, tetapi pada esensi dari pengalaman tersebut. Dengan demikian, saya tidak hanya menulis tentang apa yang terjadi, tetapi juga tentang bagaimana itu memengaruhi hati dan jiwa saya.

Dalam merangkai kata-kata ini, saya merasa berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkembang. Setiap peristiwa dan perasaan menjadi bahan bakar untuk pembelajaran, membuka jalan bagi penerapan yang lebih bijaksana di masa depan. Saya yakin bahwa setiap langkah kecil dalam perjalanan ini membawa saya lebih dekat pada visi saya sebagai seorang guru penggerak yang berdedikasi.

Jadi, mari kita terus berjalan dengan keyakinan dan semangat, menggali kebijaksanaan dari setiap pengalaman, dan merangkul masa depan yang penuh dengan potensi dan kesempatan. Semoga setiap hal yang kita tulis dan kita alami hari ini menjadi landasan kokoh untuk perjalanan mendebarkan kita ke depan. Terima kasih atas kesempatan ini, dan mari kita terus berbagi cahaya kebaikan dalam dunia pendidikan.

1. Fact (Peristiwa)

Pada modul 2.3 ini saya mulai mempelajari materi mengenai Pembelajaran Sosial dan Emosional. Sesuai tahapan MERDEKA yang dilaksanakan, pembelajaran Modul 2.3. yaitu:

a. Mulai dari diri

Hal ini bertujuan agar CGP mampu mengidentifikasi pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan dirinya terkait coaching di konteks Pendidikan.

berikut hasil Mulai dari diri modul 2.3: 


b. Eksplorasi konsep

Diskusi ini membawa kita pada refleksi akan pemahaman konsep coaching dan keterampilan coaching untuk supervisi akademik dengan ketentuan sebagai berikut:

Setiap CGP memberikan pernyataan mengenai keterkaitan keterampilan coaching dengan supervisi akademik

CGP menanggapi jawaban dari minimal 3 CGP lainnya.

Jika pada sebuah jawaban sudah ada 3 tanggapan, silahkan menanggapi jawaban CGP lainnya.

c.   2.3.a.5  Ruang Kolaborasi Sesi 1 - Modul 2.3 - Latihan Coaching

Jadwal Rukol Sesi 1 sebagai berikut:

Kelas A10.47

Hari : Senin, 15 Juli 2024

Pukul 14.00 - 17.00 WIB

Aktifitas pada Rukol Sesi 1, yaitu:

1 2 CGP masuk dalam BOR  melakukan latihan Coaching selama 60 menit

Secara bergantian CGP berperan sebagai Coach dan Coachee

Setiap CGP diberi kesempatan sebagai Coach selama 30 menit.

(5' persiapan, 20 menit latihan coaching, dan 5' mengisi lembar refleksi diri)

2 Menyampaikan hasil Refleksi Diri Latihan Coaching dan Umpan balik terhadap hasil refleksi diri CGPlainnya (di Main Room)

Dokpri Tiara
Dokpri Tiara
Dokpri Tiara
Dokpri Tiara

d. 2.3.a.5.1  Ruang Kolaborasi Sesi 2 - Modul 2.3- Praktik Couching

Hari Selasa, 16 Juli 2024.

Jadwal Rukol Sesi 2 sebagai berikut:

*Kelas A10.47

Pukul 14.30 -16.00 WIB

Dokpri Tiara
Dokpri Tiara
Dokpri Tiara
Dokpri Tiara

Hasil Ruang Kolaborasi, adalah sebagai berikut:

https://drive.google.com/file/d/1kB_YYqa3iUoem8lNKW1-MBaxMeea9tY-/view?usp=sharing

e. 2.3.a.6. Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3

Aktifitas yang dilakukan:1 Melakukan praktik percakapan Coaching menggunakan alur TIRTA  yg dilakukan secara berkelompok (3 orang CGP).

2 Dalam 1 kelompok CGP berperan sebagai:

1 orang CGP berperan Pengamat

1 orang CGP berperan Coach

1 orang CGP berperan Coachee

Mengunggah tugas Demonstrasi Kontekstual Modul 2.3 pada LMS 

 2.3.a.6 Demonstrasi Kontekstual - Modul 2.3


f. kegiatan elaborasi pemahaman via Video Conference PGP angkatan 10 untuk modul 2.3 

kelas BGP.Lampung-A10-Grup.10 Adapun pelaksanaannya adalah:

2.3.a.7.1 Elaborasi Pemahaman - Modul 2.3 Kelas BGP.Lampung-A10-Grup.10 [ELLIZA]

Jum'at, 19 Juli 2024 pukul 13.00-14.30pm.

Dokpri Tiara
Dokpri Tiara

g. 2.3.a.8. Koneksi Antar Materi - Modul 2.3

Aktivitas CGP:

1 Membuat kesimpulan dan refleksi yang disajikan dalam bentuk media informasi, sesuai dengan minat dan kreativitas Ibu/Bapak.

Misalkan:

Artikel, ilustrasi, grafik, video, rekaman audio, artikel dalam blog, screencast presentasi, dll.

2 Mengunggah karya pada Google drive atau youtube

3 Mengunggah tautan Link Google drive/yoube  pada LMS.

Pertanyaan pemandu membantu Ibu/Bapak membuat karya Koneksi Antar Materi:

a) Bagaimana peran Anda sebagai seorang coach di sekolah dan keterkaitannya dengan materi sebelumnya di paket modul 2.1 dan modul 2.2?

b) Bagaimana keterkaitan keterampilan coaching dengan pengembangan kompetensi sebagai pemimpin


h. 2.3.a.9. Aksi Nyata - Modul 2.3 (23 - 26 Juli 2024).

Aktivitas Aksi Nyata adalah:

CGP melakukan praktik rangkaian Supervisi Klinis dengan Percakapan Couching yang dilaksanakan di sekolah masing-masing CGP dengan rekan sejawat.

CGP akan menjadi Supervisor dan satu rekan sejawaten jadi guru yang akan disupervisi.

Perjalanan saya dalam memahami Coaching untuk Supervisi Akademik pada modul 2.3 ini telah membawa saya melintasi konsep-konsep mendalam yang memperkaya pandangan saya tentang keberhasilan, pertumbuhan, dan pembelajaran.

Mempelajari Coaching dalam dua dimensi, yaitu Konsep Coaching secara Umum dan Konsep Coaching dalam Konteks Pendidikan, telah membuka mata saya terhadap kekuatan kolaborasi dalam proses pembelajaran. Melalui paradigma berpikir dan prinsip coaching, saya menemukan bahwa coaching bukan sekadar metode, tetapi filosofi kehidupan yang mengedepankan solusi, hasil, dan sistematis.

Menelusuri Kompetensi Inti Coaching dan TIRTA sebagai Alur Percakapan Coaching membimbing saya untuk lebih memahami esensi dari membantu orang belajar daripada mengajarkan. Definisi yang diberikan oleh Grant (1999) dan International Coach Federation memberikan landasan kuat bahwa coaching bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan kemitraan bersama untuk menggali potensi pribadi dan profesional melalui proses stimulatif dan eksploratif.

Setiap tugas dalam Sub Pembelajaran menjadi perjalanan berharga yang membawa saya lebih dekat pada peran seorang coach. Ruang Kolaborasi, dengan latihan dan praktik coaching, menjadi wadah berharga di mana saya merasakan dinamika memberikan bantuan dan berperan sebagai coach. Ini bukan hanya tugas, tetapi pengalaman hidup yang membentuk saya menjadi fasilitator peningkatan performa, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi bagi mereka yang dibimbing.

Menggali lebih dalam tentang coaching bukan hanya sekadar menambah pengetahuan, tetapi meresapi filosofi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Saya semakin yakin bahwa membantu orang untuk belajar adalah kunci sejati dalam membentuk perubahan positif, dan melalui coaching, kita tidak hanya membuka pintu pembelajaran, tetapi juga menjelajahi lorong-lorong kreativitas dan potensi tak terbatas. Semoga setiap langkah dalam perjalanan ini tidak hanya meningkatkan diri saya sendiri, tetapi juga menjadi cahaya bagi pertumbuhan orang lain.

2. Perasaan (Feeling)

Sungguh luar biasa dan penuh rasa syukur saya menggali ilmu baru dalam perjalanan profesi sebagai seorang guru melalui Modul 2.3 ini. Ilmu mengenai coaching yang saya peroleh tidak hanya mempengaruhi eksistensi saya, tetapi juga mengubah paradigma dalam melaksanakan supervisi akademik.

Dulu, supervisi akademik seringkali terasa sebagai evaluasi yang tegang dan kurang nyaman, dilakukan oleh supervisor dari pihak manajemen sekolah. Namun, sekarang, melalui perjalanan modul ini, paradigma supervisi akademik bermetamorfosis menjadi paradigma coaching dengan prinsip-prinsip yang membawa inspirasi dan kehangatan.

Ilmu-ilmu baru yang saya peroleh dari modul ini memberikan dorongan semangat yang luar biasa. Forum diskusi di sesi ruang kolaborasi dan elaborasi bukan sekadar tempat pertukaran ide, tetapi juga ladang subur bagi pemahaman mendalam tentang materi ini. Saya yakin bahwa pengalaman ini bukan hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga membentuk jiwa dan semangat saya untuk mengimplementasikan dengan penuh dedikasi.

Dengan kekayaan ilmu yang saya peroleh, saya berharap dapat menjadi seorang coach yang sangat terampil. Saya ingin menerapkan coaching tidak hanya dalam hubungan dengan rekan sejawat, tetapi juga dalam mendampingi murid dan orang-orang terdekat dalam menemukan solusi kreatif terhadap setiap tantangan. Semoga setiap langkah perjalanan ini membawa dampak positif, tidak hanya bagi diri saya sendiri, tetapi juga bagi mereka yang saya bimbing dan dorong untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup mereka.

Sebagai seorang guru, mendapatkan ilmu baru melalui Modul 2.3 ini sungguh luar biasa. Saya mendapatkan banyak manfaat dari pengetahuan saya tentang coaching, yang tidak hanya berdampak pada kehidupan saya sendiri, tetapi juga mengubah cara pandang saya terhadap supervisi akademik.

Sebelumnya, supervisi akademik seringkali dianggap sebagai penilaian yang tegang dan tidak nyaman yang dilakukan oleh manajer sekolah oleh guru. Namun demikian, paradigma supervisi akademik telah berubah menjadi paradigma coaching dengan prinsip-prinsip yang memberi inspirasi.

Semangat saya sangat didorong oleh pengetahuan baru yang saya pelajari dari modul ini. Forum diskusi di sesi elaborasi dan kolaborasi bukan hanya tempat untuk bertukar ide tetapi juga tempat untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang topik tersebut.

3. Pembelajaran (Findings)

Supervisi akademik menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah benar-benar mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan setiap murid, serta pengembangan kompetensi diri setiap pendidik. Dalam hubungan antar-guru, peran seorang coach menjadi kunci untuk membimbing coachee dalam menemukan kekuatan pribadinya dalam konteks pembelajaran. Pendekatan komunikasi melalui proses coaching menjadi sebuah wadah dialog emansipatif, tercipta dalam ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.

Paradigma berpikir coaching memberikan kerangka kerja yang menekankan fokus pada pengembangan coachee, sikap terbuka, kesadaran diri yang kuat, serta kemampuan untuk melihat peluang baru dan masa depan. Prinsip coaching yang melibatkan kemitraan, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi menjadi landasan untuk mencapai hasil yang optimal. Kompetensi Inti Coaching, seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan kemampuan mengajukan pertanyaan berbobot, menjadi keterampilan yang sangat penting dalam membangun hubungan coach-coachee yang efektif.

Supervisi akademik menjadi landasan penting untuk memastikan bahwa proses pembelajaran di sekolah mengutamakan kesejahteraan dan perkembangan setiap siswa serta pengembangan kompetensi pendidik. Peran seorang pelatih dalam hubungan antar-guru sangat penting untuk membantu pelatihnya menemukan kekuatan pribadinya dalam pembelajaran. Metode komunikasi melalui proses coaching menjadi sebuah tempat untuk berbicara secara emansipatif yang dibangun dalam lingkungan pertemuan yang penuh kasih sayang.

Kerangka kerja yang diberikan oleh paradigma berpikir coaching menekankan pengembangan coachee, keterbukaan, kesadaran diri yang kuat, dan kemampuan untuk melihat peluang masa depan. Untuk mencapai hasil yang optimal, coaching menggunakan prinsip-prinsip seperti kolaborasi, proses kreatif, dan maksimalisasi potensi. Kompetensi inti coaching seperti kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan kemampuan mengajukan pertanyaan berbobot.

Metode yang komprehensif untuk membimbing coachee menuju pertumbuhan dan pengembangan diri adalah percakapan berbasis coaching dengan Alur TIRTA, yang melibatkan kalibrasi, refleksi, pemecahan masalah, dan perencanaan. Umpan balik berbasis coaching menjadi alat yang sangat berguna untuk memberikan dukungan konstruktif, baik melalui data valid maupun pertanyaan reflektif.

Supervisi akademik adalah kumpulan tugas yang bertujuan untuk mempengaruhi guru dan kegiatan pembelajaran di kelas. Pengembangan keterampilan berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap orang adalah dua paradigma utama dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu, supervisi akademik bukan hanya evaluasi; itu adalah proses pemberdayaan yang membantu guru memperbaiki kemampuan mereka dan memaksimalkan potensi pembelajaran di sekolah.

Supervisi akademik, sebagai serangkaian aktivitas, bertujuan memberikan dampak langsung pada guru dan kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam pelaksanaannya, dua paradigma utama menjadi pilar utama, yaitu pengembangan kompetensi yang berkelanjutan dan optimalisasi potensi setiap individu. Dengan demikian, supervisi akademik bukan hanya evaluasi, tetapi sebuah proses pemberdayaan yang memperkuat kemampuan setiap pendidik untuk mencapai prestasi maksimal dan memaksimalkan potensi pembelajaran di sekolah.

4. Penerapan ( Future)

Setelah menyelami modul 2.3, saya merasa begitu bermotivasi untuk mengaplikasikan tiga kompetensi inti dalam seni coaching: kehadiran yang tulus, mendengarkan dengan sepenuh hati, dan mengajukan pertanyaan berbobot dalam setiap dialog coaching. Bagi saya, ini adalah panggilan spiritual untuk merancang rencana, merenung, menyelesaikan masalah, dan melakukan kalibrasi, menjadi ritus refleksi diri yang mengangkat jiwa ke dimensi yang lebih dalam.

Dalam memberikan umpan balik, saya berusaha menjembatani setiap momen dengan paradigma berpikir dan prinsip coaching, melihat setiap kesempatan sebagai peluang untuk menyentuh kebijaksanaan dan memberikan inspirasi. Rangkaian supervisi akademik yang saya terapkan diarahkan oleh landasan kuat paradigma berpikir coaching, menjadi fondasi yang mengokohkan upaya saya dalam mendukung pertumbuhan dan pembelajaran.

Namun, saya tak berhenti di situ. Dengan semangat yang berkobar, saya mengejar keunggulan dalam seni coaching. Saya percaya bahwa setiap latihan, setiap praktik coaching dengan rekan sejawat, murid, dan siapapun yang membutuhkan bimbingan, adalah perjalanan menuju kebijaksanaan yang lebih tinggi. Setiap momen latihan adalah peluang untuk menambah jam terbang, menyerap pengalaman, dan menciptakan ruang bagi pertumbuhan.

Saya berharap dapat menjadi coach yang sangat kompeten melalui pengetahuan yang saya peroleh. Saya ingin menerapkan coaching tidak hanya dengan rekan sejawat saya, tetapi juga dengan siswa dan orang-orang di sekitar saya untuk mencari cara kreatif untuk mengatasi masalah. Setiap langkah dari perjalanan ini semoga berdampak positif bagi orang-orang yang saya bimbing dan dorong untuk menjadi yang terbaik dalam hidup mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun