Tiara AishaÂ
Jurusan Keperawatan STIKes Mitra Keluarga,Jalan Pengasinan Rawa Semut Margahayu Bekasi TimurÂ
Menurut Kementerian Kesehatan RI, lansia dikatakan mulai dari usia 55 tahun ke atas. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), usia tua dimulai pada usia 60 tahun. Berdasarkan data prakiraan jumlah penduduk, jumlah penduduk lanjut usia diperkirakan pada tahun 2020 (27,08 juta), 2025 (33,69 juta), 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta) (Kementerian Kesehatan, 2017). 10,77 juta jiwa merupakan lansia perempuan, 9,47 juta jiwa merupakan lansia laki-laki (BPS, 2015).
Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia memerlukan perhatian semua pihak dan permasalahan yang mungkin timbul. Penuaan penduduk membawa berbagai dampak sosial, ekonomi, hukum, politik, dan terutama kesehatan (Komnas Lansia, 2010). Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia tidak terlepas dari permasalahan kesehatan pada lanjut usia, menurunnya fungsi organ tubuh memicu terjadinya berbagai penyakit degeneratif.Penyakit degeneratif adalah kondisi yang cenderung memburuk seiring berjalannya waktu. Kondisi ini menyerang saraf, tulang belakang, persendian, dan otak. Penyakit degeneratif sering terjadi pada orang lanjut usia seiring dengan menurunnya fungsi jaringan dan organ tubuh seiring bertambahnya usia.Lansia cenderung mengalami penurunan pada sistem muskuloskeletal. Penurunan pada sistem muskuloskeletal  dapat mempengaruhi mobilitas fisik pada lansia dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan pada mobilitas fisik pada lansia, Penurunan sistem muskuloskeletal ini ditandai dengan adanya nyeri pada daerah persendian (Taslim, 2006).
Nyeri muskuloskeletal merupakan sindroma geriatrik yang paling sering dijumpai dan berkaitan dengan masalah kesehatan pada usia lanjut (Taslim, 2006).Gangguan pada muskuloskeletal pada umumnya memberikan gejala atau keluhan nyeri, dari tingkat ringan sampai berat. Keluhan nyeri dapat mengganggu pasien, sehingga pasien tidak dapat bekerja atau beraktivitas dengan nyaman, bahkan hidup nyaman. Oleh karena itu, penanganan untuk gangguan muskuloskeletal yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengurangi nyeri atau gejala yang ditimbulkan (Martono & Pranaka, 2009).
Gangguan muskuloskeletal dapat mempengaruhi mobilitas fisik pada lansia. Untuk mencegah ketidakaktifan fisik pada lansia, lansia dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik seperti senam senior dan jalan kaki.Aktivitas fisik dapat memberikan pengaruh yang baik bagi kesehatan tubuh pada lansia salah satunya adalah melatih kemampuan otot sendi pada lansia agar tidak terjadi kekakuan sendi (Martono & Pranaka, 2009).
Maka dari itu sebaiknya lansia diberikan intervensi senam untuk mencegah imobilitas fisik pada lansia , senam kebugaran lansia adalah serangkaian gerakan yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia untuk meningkatkan kemampuan fungsional tubuh untuk mencapai tujuan tersebut. Olahraga teratur juga membantu melawan radikal bebas dalam tubuh sehingga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, Hal ini menjadi salah satu kunci bagi para lansia untuk menjaga tubuh tetap sehat, kuat, dan terhindar dari berbagai penyakit Contoh Gerakan Senam Kebugaran Lansia Salah satu contoh gerakannya adalah gerakan kepala.Gerakan kepala berfungsi untuk meregangkan otot-otot kepala agar peredaran darah bisa lancar. Contoh gerakannya adalah menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah selama 5 hitungan dari 1 hingga 8, lalu mengangguk ke samping selama 5 hitungan dari 1 hingga 8. Senam Kebugaran Lansia sangat dianjurkan karena memiliki manfaat yang baik bagi lansia salah satu nya adalah mencegah imobilitas fisik pada lansia.
Dengan dilakukan nya Intervensi Senam Kebugaran lansia,lansia dapat dilatih dan diperdayakan sehingga kualitas hidupnya meningkat sehingga angka kesakitan dapat ditekan. Angka kesakitan (morbidity rates) lansia adalah proporsi penduduk lansia yang mengalami masalah kesehatan hingga menganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk (Depkes, 2013).Angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin baik, peningkatan jumlah penduduk lansia menjadi masalah di masa mendatang jika tidak di antisipasi dari sekarang( Darmawati, 2013).
Kualitas hidup lansia bukan hanya tentang berapa lama mereka hidup, namun juga tentang sejauh mana kehidupan mereka memberikan kepuasan, makna, dan kebahagiaan.Mencakup berbagai hal seperti kesehatan tubuh dan pikiran, kemampuan untuk melakukan hal-hal sendiri, interaksi dengan orang lain, keadaan di sekitar mereka, dan perasaan aman (Rumawas & others, 2021). Lansia dengan kualitas hidup yang baik dapat menjalani kehidupan yang bermakna meskipun ada tantangan yang mereka hadapi akibat penuaan. Penting bagi mereka untuk merasa dihargai, berguna dan terus berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan budaya. Hal seperti menjaga kesehatan tubuh dan pikiran, mendapatkan dukungan dari teman dan keluarga, melakukan aktivitas fisik dan pikiran secara teratur, dan memiliki kesempatan untuk memberi kontribusi pada masyarakat adalah factor  penting yang meningkatkan kualitas hidup lansia (Putri et al., 2019).
Maka dari itu manfaat dari senam kebugaran lansia adalah dapat mencegah gangguan imobilitas fisik pada lansia dan juga apabila lansia rutin melalukan senam kesahatan jasmani terjaga,lansia akan sehat dan bugar karna rutin berolahraga sehingga lansia akan produktif menjalani kehidupan sehari-hari dan kualitas hidup pun akan meningkat.
referensiÂ