MENDIAGNOSA SEJAK DINI PENYAKIT LEUKEMIA MENGGUNAKAN APLIKASI BERBASIS KOMPUTER
Tiara AishaÂ
Jurusan Keperawatan STIKes Mitra Keluarga,Jalan Pengasinan Rawa Semut Margahayu Bekasi Timur
Jika mendengar kata kanker,maka yang terlintas dalam pikiran kita ialah hal-hal buruk semata. Tak mengherankan, penyakit ini masih sulit diobati. Belum lagi, biaya untuk pengobatannya tidak kecil. Penyakit kanker darah (leukemia) menduduki peringkat tertinggi kanker pada anak.Namun, penanganannya di Indonesia terbilang lambat.hal ini lah yang menyebabkan lebih dari 60% anak penderita kanker yang mendapat pengobatan medis sudah berada distadium lanjut.Penyakit leukemia (kanker darah) adalah salah satu jenis penyakit kanker yang banyak diderita oleh mereka berusia di bawah 15 tahun.Pada penderita penyakit tersebut menyebabkan sel darah putih tidak dapat terkontrol sehingga diproduksi secara berlebihan. Sel darah putih yang berlebihan dapat menghancurkan jamur normal dari sel darah lainnya,dan leukemia awalnya menyerang sel darah putih.Seperti yang kita ketahui Bersama,sel darah putih adalah sistem pertahanan yang sangat kuat terhadap infeksi,dalam perkembangan,sel darah putih biasanya tumbuh dan berkembang sebagai respon atas kebutuhan tubuh untuk melawan infeksi. Namun,sumsum tulang  pada penderita leukemia menghasilkan sel darah putih yang abnormal dan sangat banyak, sehingga tidak dapat berfungsi secara normal dan baik. (Ghozali & Eviyanti, 2016)
Leukemia atau kanker darah menduduki angka 2,5 % dari total kanker kanker yang ada.Secara global, setiap tahunnya ada sekitar 47.150 orang yang terdiagnosis sebagai penderita leukemia. Ada sekitar 23.540 orang meninggal karena kasus leukemia setiap tahunnya. Pada kanker anak, risiko terkena leukemia umumnya lebih tinggi di usia 0-4 tahun,rasio pada laki laki dan perempuan dewasa adalah 7:5.(Ghozali & Eviyanti, 2016)
Di Indonesia pada tahun 2006, dalam hal jumlah pasien kanker yang dirawat di rumah sakit, leukemia menempati urutan kelima setelah kanker payudara, kanker serviks, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, dan limfoma non-Hodgkin. Diperkirakan pada tahun 2011, 44.600 orang (25.320 laki-laki dan 19.280 perempuan) didiagnosis menderita leukemia dan 21.780 orang akan meninggal karena leukemia.(Rendra et al., 2013)
Dengan mengandalkan kemajuan teknologi dan informasi,sangat diperlukan pengembangan sebuah sistem pakar berbasis komputer yang diyakini mampu mendeteksi penyakit leukemia sejak dini secara cepat, tepat, dan akurat.
Sistem pakar merupakan bagian integral dari kecerdasan buatan,yang berisi pengetahuan dan pengalaman dari satu pakar ataupun lebih yang dimasukkan kedalam bidang pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah tertentu,dalam hal mendiagnosis gejala leukemia seperti:wajah pucat selama 3 hari,merasa Lelah,kepala terasa pusing,memar ditangan dan kaki,kemerahan dan bengkak didaerah dagu,leher dan dada mulai 1 minggu yang lalu serta berisi nanah dan ketika pecah mengeluarkan darah yang bercampur dengan nanah, dan lain-lain.(Jaya Amri, 2016)
Komputer merupakan salah satu produk dari perkembangan teknologi informasi dan merupakan alat bantu untuk menyelesaikan berbagai tugas manusia. Selain sebagai alat bantu, komputer juga dapat menyimpan data, memperbaiki data, dan mengambil informasi yang diperlukan, dimana data dan informasi tersebut disimpan dalam media penyimpanan.(Jaya Amri, 2016)
Dengan berkembangnya zaman komputer dapat membantu manusia dalam menyelesaikan pekerjaan sehari-hari.Jika tidak ada tenaga ahli,komputer juga dapat menggantikan tenaga ahli untuk mendiagnosa penyakit apabila sedang tidak berada ditempat, pindah tugas, pensiun, atau tenaga ahli tersebut sudah meninggal dunia.(Jaya Amri, 2016)
Oleh karena itu dibentuk suatu sistem pakar yang dapat membantu para ahli dalam menangani masalah diagnosa penyakit leukemia menggunakan metode inferensi Backward Chaining.Cara kerja dari Backward Chaining dimulai dengan pengguna menentukan tujuan dari penyakit yang ditemukan dari sistem struktur tersebut,lalu pengguna dapat melihat gejala-gejala yang ditemukan. Kemudian penggunakan dapat menentukan saran dari permasalahan yang dihadapi pada diagnosa penyakit leukemia Tahapan awal pembuatan program dimulai dengan menentukan data-data yang dibutuhkan untuk membuat program, seperti data penyakit, gejala dan diagnosa leukemia.Hal ini diperlukan untuk memperjelas,Setelah semua data sudah terkumpul barulah dirancang databasenya.(Jaya Amri, 2016)