Khusus di Desa Campusari ini tarian Buto Gedruk memiliki 3 unsur dalam ttariannya yaitu yang pertama kelompok penari yang berperan sebagai Buto atau raksasanya yang terdiri dari 5 penari, lalu yang kedua kelompok Hanoman atau kera yang dalam cerita tariannya sebagai lawan atau musuh si Buto kemudian yang ketiga yaitu penari perempuan yang terdiri dari 7 orang yang diceritakan sebagai seorang putri dan dayang-dayang si putri tersebut. Yang membuat Tarian Buto Gedruk ini lebih menarik dan tidak terkesan monoton.
Warga Desa Campursari juga masih sangat memiliki ketertarikan terhadap kesenian tardisional seperti Tarian Buto Gedruk ini, mereka massih sangat menjaga kelestarian kesenian mereka. Terlihat ketika akan diadakannya pementasan kesenian Tarian Buto Gedruk warga memiliki antusiasme yang sangat besar untuk mempromosikan kepada orang lain untuk datang dan melihat Tarian Buto Gedruk.
Tantangan kesenian Buto Gedruk ini merupakan masyarakat sendiri yang semakin hari akan slalu mengalami perubahan dan mengikuti perkembangan kehidupan mereka. Mungkin untuk masyarakat yang memiliki umur lebih tua akan tetap kuat mempertahankan budaya atau kesenian ini namun tentu saja kesenian seperti ini pasti memerlukan pembaruan dalam aspek orang-orang yang berpartisipasi didalamnya, seperti regenerasi penarinya. Namun seperti yang kebanyakan terjadi anak-anak muda sekarang cenderung tidak tertarik terhadap kesenian- keseniang yang seharusnya dijaga dan dilestarikan karena mereka lebih memilih untuk mengikuti perkembangan jaman yang seiring berjalannya waktu akan menggerus kelestarian budaya yang ada. Sehingga harus mencari cara agar generasi yang lebih muda memiliki rasa kepedulian yang tinggi untuk menjaga kelestarian budaya khususnya tarian Buto Gedruk ini.
Peluang untuk keseian Buto Gedruk ini sangat besar. Apabila dijaga dan terus dilestarikan tentu akan membuka jalan untuk terus terjaganya budaya dan kesenian yang akan berdampak  positif bagi masyarakat baik dalam aspek ekonomi dan juga kehidupan mereka dalam bermasyarkat.
 Masih terjaganya kesenian Gedrug di Desa Campursari diharapkan mampu sebagai upaya pelestarian sebuah kesenian. Hal ini juga menjadi motivasi bagi kesenian setempat untuk lebih bisa mempertahankan seni tradisinya. Tari komunal pada intinya merupakan kesenian yang dimiliki banyak orang atau suatu masyarakat itu sendiri. Sebanyak apapun grup ataupun komunitas kesenian, hendaknya tidak menjadi sebuah ajang persaingan. Namun menjadi sarana untuk maju bersama dalam melestarikan budaya bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H