Mohon tunggu...
Tian Lustiana
Tian Lustiana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Saya wanita,kelahiran Bandung,orang2 dekat saya biasa memanggil saya iyang,saya telah menikah dan memiliki anak perempuan yang sangat menakjubkan dan kebanggaan saya, alhamdulillah saya hidup diantara keluarga yang bahagia,dengan mamah dan bapak serta adik2 lelaki yang sangat saya sayangi. Saya suka menulis dan membaca,dulu saya sangat ingin menjadi seorang novelis yang menulis buku best seller,namun cita2 saya itu hanya saya dapat realisasikan dengan mencoret2 tanpa batas di blog ini...Itulah saya Seorang ibu yang terus menggali informasi sedalam mungkin untuk kelangsungan hidup,,ahahha lebay. Dan satu lagi aku adalah THE MOFFATTS fans yang selalu setia mencintai mereka :D

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dimana Titik Jenuh Bisa Menjadi Bahagia, Maka Ingatlah Allah SWT

22 Oktober 2013   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:10 6924
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Adakala dimana semua manusia mengalami kejenuhan, ketidak senangan akan apa yang telah didapat selama ini. Pernahkah merasakan hal yang seperti itu?,, pertanyaan itu selalu membuat kepala saya mau pecah rasanya. Kepala saya seakan sesak dan meledak seketika. Namun saya tidak bisa memungkiri semua ini. Yah saya pernah jenuh bahkan sering dan betul sekali saya pernah merasakan tidak senang akan apa yang pernah saya dapat,manusiawi bukan memiliki perasaan seperti itu??? dan jawaban saya adalah manusiawi sekali, kita hidup sebagai manusia biasa yang pasti pernah mengalami kekecewaan dan kejenuhan dalam mengarungi hidup. Salah memiliki perasaan itu? Saya jawab tidak salah namun tidak wajar saja. Lho ? yaa tidak wajar,tidak wajar mengeluh dan merasa jenuh atas nikmat yang diberikan, pernah membayangkan ketika kita merasa jenuh kita memikirkan saudara kitayang mengalamai titik kejenuhan diatas jenuh yang kita miliki? kalau tersirat fikiran kyk gitu pasti bilang "alhamdulilllah saya masih beruntung". Dan selalu itu saja yang kita ucapkan ketika melihat hal2 yang jauh lebih buruk dari apa yang kita rasakan. Miris memang namun thats life, itulah hidup yang selalu mengalami pasang surut.

Saya pernah mengalamai keterpurukan dimana saya benar-benar terpuruk dan jenuh menjalani hidup, ya dulu itu karena saya jauh dari Nya , saya jauh dari aturan agama yang selama ini mengikat saya sehingga saya merasakan aman, namun dosa saya , saya menjauhinya dan terpuruklah saya ... Saya selalu mencoba merasa kuat dan tegar, bangkit dan tersenyum menghadapi semua ini,,dan taadaaaaa saya bisa melewatinya, itu semua karena saya memiliki ALLOH swt yang maha dahsyat..


jadi intinya apaan sih nulis ginian??? Hmmm gini yah saya coba share aja masalah keterpurukan dan kejenuhan, bahwa kita bukanlah satu - satu nya orang yang suka jenuh dan terpuruk, banyak milyaran manusia disana yang merasakan hal yang sama , namun jarang diantara mereka yang mengingat ALLOH SWT,, jadi mintalah pertolongan ALLLOH SWT agar hidupmu selalu bahagia dan jauh dari kata jenuh dan terpuruk,,karena ALLOH sangat baik dan sangat mau mendengarkan keluh kesah kita...

saya sangat mencintaimu yaa ALLOH SWT,,maafkan jika hamba masih suka nakal yaaa,,,luruskanlah jalan hamba apabila hamba belok dan tegurlah hamba dikala hamba khilaf....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun