Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Walau Si Buah Hati Tak Kunjung "Datang"

17 Maret 2021   21:57 Diperbarui: 17 Maret 2021   22:08 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Milik Lisa Fotios dan diunduh dari pexels.com

***

Krisis ini menjadi sebuah beban. Pasti! Dari keluarga muncul tekanan. Dari rekan sejawat pun ada tekanan. Dari tetangga juga terasa sindiran, dan macam hal. Di kalangan Batak Toba, misalnya, hal demikian menjadi sebuah beban sosial. Apalagi, jika tidak ada anak laki-laki. Sebab, anak laki-laki menjadi penerus marga (klan) ke depannya.

Semua tak bisa dijabarkan dengan sangat terang. Tapi, intinya, keluarga serasa dihadapkan dengan ujian berat; pilih setia atau berpaling. 

***

Apa yang harus dilakukan? Menurut pengalaman selama berpastoral, kami biasanya melakukan hal ini:

1. Menuntun mereka untuk tetap positive thinking baik secara spiritual (rohani) maupun profan. Secara rohani, tidak ada hukuman dari Sang Pencipta (Tuhan) kepada mereka atas segala keberdosaan yang telah mereka lakukan. Tuhan tidak sejahat yang mereka pikirkan. Bahwa ini adalah sebuah cobaan yang harus dilalui, betul. Tapi, sekali lagi tidak ada niat buruk dari Tuhan atas situasi tersebut.

Dalam hal duniawi, juga sikap berpikir positif perlu. Mereka harus ditemani dan dibimbing untuk tidak memandang dirinya tidak berguna. Apalagi, kalau ada penilaian "buruk dan kasar" terhadap pasangan. Ini tentu akan membawa mereka kepada kekecewaan dan penyesalan atas pilihan hidup dan menikah dengan pasangannya. Ini berbahaya dan rentan kepada perceraian atau perselingkuhan.

"Barangkali, bapak/ibu perlu melihat diri sejenak. Kira-kira adakah kebiasaan tidak sehat yang dilakukan selama ini? Misalnya lembur berat, kuat minum alkohol dan merokok, atau stres? Karena, ini akan sangat berpengaruh pada produktivitas hormon dan kesuburan!" ungkapan ini biasanya akan muncul.

Untuk itu, mereka diajak untuk koreksi diri sendiri dan coba ubah perilaku hidup tak sehat menjadi perilaku hidup sehat dan seimbang.

2. Mengarahkan mereka untuk rajin menggali informasi kepada tenaga medis yang cakap di bidang ini. Bagaimana pun juga, kesehatan bukanlah bidang para pastor atau pemuka agama. Bahwa ada hal sederhana yang diketahui, yah. Tapi untuk lebih detil dan mendalam, silahkan berkontak dengan pakarnya.

3. Mengajak mereka untuk setia memohon dan berdoa agar, sang buah hati diberikan oleh Tuhan. Kesetiaan itu perlu diuji, bukan hanya dalam relasi rumah tangga, tetapi juga dalam memohon dari Tuhan. Mungkin, untuk saat ini anak belum datang karena Tuhan memandang waktunya belum tepat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun