Cinta merupakan satu anugerah istimewa yang diterima manusia dari Allah (Sang Pencipta). Cinta itu pada dasarnya adalah baik, indah, dan kudus.Â
Terbukti dari bagaimana cinta Allah kepada manusia mewujud secara nyata lewat kehidupan, akal budi, kehendak, dan kapasitas lainnya yang diberikan-Nya.Â
Kemudian, Allah juga meminta manusia untuk saling mengungkapkan 'cinta' kepada sesamanya (Yoh 15:12). Ungkapan cinta itu sungguh dapat diaplikasikan kepada diri sendiri (tetapi bukan egoisme), orang tua, alam semesta, handai taulan, dan untuk topik ini adalah pacar.
 Entah dari mana atau dari siapa ungkapan ini berasal:
"Cinta itu indah, sekaligus membutakan".
Cinta itu Baik dan Indah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Â pacar didefinisikan sebagai teman lawan jenis yang tetap dan mempunyai hubungan berdasarkan cinta kasih yang belum terikat perkawinan; kekasih.Â
Dari definisi saja, sudah sah bahwa ada cinta kasih dalam relasi berpacaran. Ada ungkapan untuk saling menunjukkan kasih sayang dari laki-laki ke perempuan atau sebaliknya berupa ingin memberikan perlindungan, perhatian, motivasi, dan sapaan.Â
Agar jalinan relasi berpacaran tetap langgeng, dibutuhkan kesetiaan, keterbukaan (hati), kejujuran, sikap menghormati dan menghargai kelebihan dan kekurangan, tanggung jawab, dan komitmen. Kalau unsur-unsur ini ada, maka cinta yang dirasakan itu indah.
Keindahan cinta dalam pacaran juga bisa dirasakan apabila ada ketulusan dan pengenalan satu sama lain, antara si laki-laki dan perempuan.Â
Selama berpacaran, tujuan yang mau disasar (kurang lebih) adalah mencari pasangan hidup yang definitif lewat pengenalan yang mendalam. Apa yang mau dikenal? Menurut saya jawabannya adalah kapasitas cinta yang dimiliki oleh diri sendiri dan pacarnya.