Begitu juga ketika pernikahan di Kana, Maria yang peka akan situasi kehabisan anggur, meminta Yesus untuk membantu tuan pemilik pesta dengan iman bahwa Yesus bisa membagikan mukjizat. Dan puncak dari iman adalah via dolorosa Yesus. Ia dengan setia dan miris hati mengikuti rencana Allah atas Puteranya yang mencucurkan darah dan meninggal di salib.
Maria memiliki iman yang luar biasa dan membagikannya kepada umat manusia.
Kita telah memasuki 2021, pintu peziarahan yang baru. 2020 telah kita lalui dengan segala suka dukanya. Kita punya harapan dan cita-cita di 2020, namun semuanya tidak bisa tercapai dan terpenuhi. Kita menantikan banyak hal dan mukjizat terjadi di 2020, tetapi belum kesampaian.Â
Kita mencari banyak hal di 2020, tetapi belum semua dapat dan kita genggam. Sekarang, pintu harapan yang baru sudah kita buka. Kita sudah melangkah beberapa langkah. Kita memundak, memendam, dan menggenggam sejuta hasrat, ambisi, dan optimisme untuk 2021. Kita ingin itu semua tercapai.
Di pintu gerbang peziarahan yang baru ini, kita perlu menyadari bahwa pengalaman di 2020 tidak serta-merta putus begitu saja. Sejuta rasa dan pengalaman di 2020 telah melatih kita, memperkaya kita, mengajari kita, dan membantu kita akan arti hidup dan perjuangan. Kiranya itu tidak kita tinggalkan di 2020 saja dan putus begitu saja. Segala pelajaran hidup itu perlu dipelihara dan diperjuangkan agar ketangkasan dan kecakapan kita semakin berkembang di 2021.
Kiranya, kita semua tetap bertahan dan bersatu menghadapi situasi sulit yang masih terbawa di 2021. Pandemi Covid dan variannya masih mengikuti kita di awal 2021 ini. Kita berharap agar dengan adanya vaksin dan metode pengobatan medis, pandemi ini cepat berlalu.Â
Semoga juga kita semakin bijak dan cerdas beradaptasi dengan si virus yang satu ini. Kita perlu mawas diri dan semakin peduli kesehatan. Kita perlu memprioritaskan mana yang amat perlu dilakukan dan yang tidak selama Covid 19 masih menguasai kehidupan.
Bertahan dalam peziarahan akan semakin mantap jika kita:
1. Saling memohonkan berkat satu sama lain. Tidak hanya meminta berkat dari orang lain, tetapi berbagi berkat kepada orang lain.
2. Memilih kata yang sehat, baik, dan santun. Menjauhi ujaran kebencian, penyulut api perang, hoaks, berita miring, dan provokasi.Â
3. Mengasah asa. Pandemi Covid masih akan ada dan tak seorang pun tahu kapan itu berakhir. Untuk itu, kita tetap mengasah asa. Jangan putus asa. bertahan dan optimis adalah kunci kita bisa melaluinya.