Mohon tunggu...
Ari Fuatik
Ari Fuatik Mohon Tunggu... lainnya -

nyaris tak punya kegemaran selain bermain dan menonton sepakbola.\r\n\r\nContact: arifunatik@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

PR Di Matteo

12 November 2012   16:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:32 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Setelah musim lalu berhasil menjuarai Liga Champions dengan pertahanan bertumpuk, Chelsea ingin cepat-cepat mengubah gaya permainan mereka musim ini. Dalam rangka itu, mereka kemudian memborong pemain-pemain bernomor punggung 10: Marko Marin, Eden Hazard, dan Oscar, untuk melengkapi pemain nomor 10 Chelsea musim lalu: Juan Mata. Fans mereka pun sumringah menyaksikan aksi gelandang-gelandang kreatif kebanggaan mereka  di 2,5 bulan pertama.

Kekalahan 2-3 dari City di Community Shield dan 1-4 dari Atletico Madrid di Piala Super Eropa begitu cepat terlupakan, karena akhirnya sampai pekan kesembilan, Chelsea kokoh memuncaki klasemen Liga Inggris. Begitu pun hasil imbang melawan Juventus di Stamford Bridge dan kekalahan dari Shakhtar Donetsk di Donbass Arena di Liga Champions. Dengan dua laga tersisa, Chelsea masih berpeluang lolos ke babak knock out dan kini masih bertengger di posisi kedua grup E.

Di pekan kesembilan Liga Inggris itulah fans Chelsea mulai diuji loyalitas dan kesabarannya. Kekalahan dari Manchester United waktu itu memang tidak langsung mengantar Chelsea ke jurang degradasi. Tapi hasil imbang pekan berikutnya melawan Swansea membuat mereka turun ke posisi kedua. Disusul hasil imbang semalam melawan Liverpool, Chelsea turun lagi satu peringkat ke posisi ketiga.

Sebagai pemain baru, Oscar dan Hazard tidak perlu waktu terlalu lama untuktune-in dengan permainan tim. Ditambah Mata, sangat menyenangkan menonton aksi ketiganya. Tapi kegemilangan lini tengah Chelsea itu ternyata semakin menampakkan kelemahan dua lini mereka lainnya.

Di lini depan, penampilan Torres memang mengalami peningkatan dibanding musim sebelumnya. Ingatannya tentang cara mencetak gol perlahan-lahan mulai kembali. Ia sudah berhasil mencetak 4 gol sejauh ini. Beruntung bagi Torres, karena walaupun peningkatan permainannya terlalu perlahan-lahan, Daniel Sturridge –satu-satunya pelapisnya- pun tidak lebih baik. Ditambah kegagalan Chelsea mendaratkan Falcao Agustus lalu, posisi Torres masih aman. Menarik untuk ditunggu Januari nanti.

Lini belakang tidak kalah heboh. Semua stok pemain bertahan Chelsea sudah pernah bermain. Hasilnya, dari 17 laga, mereka hanya mampu clean sheet 6 kali. Salah satunya adalah hasil imbang 0-0 melawan QPR yang dibangga-banggakan pramugari Air Asia, dan sedang mengetik surat pemecatan untuk manajernya itu.

Berat untuk mengatakan ini, tapi kenyataannya bek terbaik yang dimiliki Chelsea sekarang masih John Terry yang sering dikaitkan dengan kelakuan rasial dan hobi selingkuhnya itu. Bagaimana pun, semalam sebetulnya Liverpool tak dapat melakukan apa-apa di kotak penalti Chelsea. Hingga akhirnya JT tabrakan dengan Suarez, tak bangun lagi, dan akhirnya digantikan Gary Cahill. Puncaknya tentu gol sundulan Suarez memanfaatkan set piece di babak kedua. Di pertandingan semalam, Terry bahkan mencetak satu-satunya gol Chelsea.

Selain Terry, yang penampilannya cenderung stabil adalah Ivanovic. Selain produktif mencetak gol, bek tengah asal Serbia yang akhirnya lebih sering dimainkan sebagai bek kanan itu tak terlalu sering kehilangan posisi. Di sisi kiri, Cole dan Bertrand yang memang kerap overlap, sering terlambat turun. Ditambah track back Hazard yang lemah, lini ini menjadi aib Chelsea.

Sisanya tak kalah mengkhawatirkan. Fans Chelsea boleh berbangga dengan 5 gol yang sudah dihasilkan Cahill, tapi kita berulang kali melihat Chelsea kebobolan karena marking Cahill dan kemampuan menutup ruangnya yang payah. Begitu pun dengan David Luiz. Dari cara bermainnya, terlihat sekali bahwa tekniknya sangat baik seperti layaknya pemain Brazil. Tapi kita perlu melihat Luiz main beberapa kali lagi agar semakin yakin bahwa blunder adalah nama tengah yang pas untuknya.

Di sela-sela Di Matteo memikirkan PR-nya ini, mungkin sesekali ia mengontak bosnya: “Juragan Roman, uangmu belum habis, kan?”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun