Mohon tunggu...
Tian Arief
Tian Arief Mohon Tunggu... -

Orang biasa, tinggal di pinggiran Jakarta. Kelahiran Bandung, bekerja di industri media. Pemilik blog Think Global Act Local (http://tianarief.wordpress.com dan http://tianarief.blogspot.com), serta Facebook http://www.facebook.com/tianarief

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kucing, Tikus, dan Rayap

26 Mei 2010   10:46 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:57 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_150533" align="alignnone" width="240" caption="Tikus Dihukum Perangkap [www.elwardi.com"]"][/caption]Kucing. Di rumahku, seekor kucing liar mencuri ikan untuk makan siang kami. Kucing itu telah merampas lauk untuk makan siang kami, yang membuat kami marah. Lalu, kucing itu pun kami pukul dengan sapu lidi, sampai lari tunggang langgang. Atau kalau kami mau, kucing itu bisa kami kurung, biar dia merasakan akibat dari perbuatannya: MENCURI. Tapi, kerugian yang dibuat si kucing, hanya sebatas berkurangnya kenikmatan kami saat makan siang. Selebihnya, kami bisa berbelanja dan memasak ikan yang sama, bahkan yang lebih lezat. Tikus. Berhubung rumahku masih sederhana, dan banyak barang-barang bergeletakan, tikus jadi betah dibuatnya. Selain itu, banyak bahan makanan membuat tikus-tikus semakin rajin menyambangi dapur kami. (Dan mengakibatkan kehebohan di pagi hari, karena ada saja makanan yang hilang). Banyak benda rumahtangga yang rusak dibuatnya, karena digerogoti gigi-giginya yang runcing. Karena itu, kami cukup keras memerangi tikus. Diperangkap dengan kurungan, lalu tikusnya ditenggelamkan di kali, dan bangkainya dikubur di tepi kali. Tikus itu daya rusaknya memang luar biasa, karena sifatnya yang MENGGEROGOTI. Rayap. Rayap itu binatang kecil, tapi sangat signifikan dalam membuat kerusakan. Dalam jangka waktu tertentu, rayap-rayap itu menggerogoti kayu dan kertas. Kayu kusen, bolong-bolong digerogotinya. Kayu plafon, juga bernasib sama. Lebih parah lagi, kayu balok tiang penyangga atap. Kalau kayu balok sampai keropos habis, bisa sangat berbahaya. Berton-ton genteng beton, bisa menimpa kami, para penghuni, kapan saja. Buku-buku koleksi kami rusak digerogoti mereka. Gudang ilmu itu pun terpaksa kami buang, bersamaan dengan ilmu-ilmu di dalamnya. Kerja rayap itu ibarat peribahasa "alon-alon waton kelakon". Dilakukan secara berjamaah, dan sulit dibasmi. Kalau sudah sedemikian parah, kayu-kayu rumah yang sudah hancur harus diganti dengan yang baru, atau dibangun rumah baru. Sifat rayap itu sungguh MERUSAK/MENGHANCURKAN, dan ini jarang sekali disadari. Kucing liar, Tikus, dan Rayap, masing-masing mewakili sifat PENCURI, KORUPTOR KELAS TERI, dan KORUPTOR KELAS KAKAP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun