Mohon tunggu...
Tian Arief
Tian Arief Mohon Tunggu... -

Orang biasa, tinggal di pinggiran Jakarta. Kelahiran Bandung, bekerja di industri media. Pemilik blog Think Global Act Local (http://tianarief.wordpress.com dan http://tianarief.blogspot.com), serta Facebook http://www.facebook.com/tianarief

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Uang Itu pun Dicampakkan Pengemis!

9 Agustus 2010   02:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:12 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_220174" align="alignnone" width="75" caption="bi.go.id"][/caption] Kejadiannya di C****mart Empang Tiga, Jaksel, belum lama ini. Begitu aku keluar minimarket itu, sehabis beli barang keperluan sehari-hari, aku "ditodong" tadahan tangan seorang pengemis. Seorang perempuan usia 30-40-an. Aku menolak dengan baik-baik. Dia menunggu di depan pintu kaca. Tak lama kemudian, mbak kasir keluar menyodorkan uang. Setelah menerima uang, pengemis itu kembali "menodongku" dengan tadahan tangan berisi koin pemberian dari toko tersebut. Ketahuan, jumlahnya Rp 200. Aku kembali menolaknya. Beberapa detik kemudian... Sebuah "insiden" kecil yang benar-benar mengejutkanku: uang Rp 200 itu dicampakkannya dengan keras ke lantai semen! Pengemis itu pun berlalu. "Astaghfirullah!" aku terkaget-kaget dalam hati. Bukan kaget karena bunyi uang dihantamkan ke lantai beton, melainkan kaget karena pengemis itu tak punya rasa syukur atas pemberian kecil itu. (Aku membayangkan pengamen di bus atau kereta, yang menerima recehan-demi recehan. Dia kumpulkan, menjadi banyak, dan bisa menghidupi atau sekadar untuk uang saku hariannya). Ya Allah, aku bersyukur tadi sudah menolak memberi pada pengemis profesional itu. Kalau ternyata yang dicampakkan itu uangku yang baru diberikan padanya, jelas, aku benar-benar tersinggung! Selanjutnya, terserah anda. Menjelang Ramadhan, apakah anda akan memberikan sedekah pada pengemis profesional --yang biasanya makin ramai di bulan suci ini-- atau pada sebuah badan yang mengelola uang ZIS (zakat-infaq-shodaqoh) secara profesional. Pilihannya terserah pada anda.

Sumber: www.tianarief.multiply.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun