Mohon tunggu...
Tia Nadia
Tia Nadia Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Jadilah seseorang yg berbeda, jadilah unik, jadilah dirimu sendiri.❤️

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Harapan dan Perasaan

14 September 2024   08:50 Diperbarui: 14 September 2024   08:50 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

HARAPAN DAN PERASAAN

Karya : Tia Nadia Rahayu 

Mananti? rasa yang kian membara membakar renjana tanpa sabda
Aroma asa menyeruak menitipkan bongkahan asmara yang terlena hendak pergi berkelana tuk selamanya
Namun, bolehkan meditasi kembali menatap raga yang menggelora

Luka kian menyayat sukma bersama derasnya air yang menyeruak kelopak mata
Aroma hujan yang menguar menyesakkan dada
KarMasih adakah asa yang tersisa?
Jika masih ada, ada di manakah kau menyimpan rasa?

Aku masih berdiri di tempat yang sama,
 namun bukan berarti dengan rasa yang sama,
karena rasa yang pernah terbina telah sirna termakan masa

Kini untaian frasa menjelama doa, karena kita hanyalah sebuah luka yang tidak bisa terucap dalam kata
Jika masa memiliki jatah mengganda, aku ingin kau tahu bahwa dalam jiwa terselap renjana
Namun, aku hanya bisa berkata, " selamat bersemayam rasa"
"Semoga kelak kau bahagia bersamanya".

Tasikmalaya, 28 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun