HARAPAN DAN PERASAAN
Karya : Tia Nadia Rahayu
Mananti? rasa yang kian membara membakar renjana tanpa sabda
Aroma asa menyeruak menitipkan bongkahan asmara yang terlena hendak pergi berkelana tuk selamanya
Namun, bolehkan meditasi kembali menatap raga yang menggelora
Luka kian menyayat sukma bersama derasnya air yang menyeruak kelopak mata
Aroma hujan yang menguar menyesakkan dada
KarMasih adakah asa yang tersisa?
Jika masih ada, ada di manakah kau menyimpan rasa?
Aku masih berdiri di tempat yang sama,
namun bukan berarti dengan rasa yang sama,
karena rasa yang pernah terbina telah sirna termakan masa
Kini untaian frasa menjelama doa, karena kita hanyalah sebuah luka yang tidak bisa terucap dalam kata
Jika masa memiliki jatah mengganda, aku ingin kau tahu bahwa dalam jiwa terselap renjana
Namun, aku hanya bisa berkata, " selamat bersemayam rasa"
"Semoga kelak kau bahagia bersamanya".
Tasikmalaya, 28 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H