Mohon tunggu...
Rafael Con
Rafael Con Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Kebebasan berpendapat dan berekspresi adalah kunci kebahagiaan seseorang.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Diri

27 Agustus 2024   21:41 Diperbarui: 27 Agustus 2024   21:44 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya telah sampai di titik, bahwa pembuktian untuk diri sendiri dan tidak perlu diumbar. Hari ini saya datang pada suatu perdebatan tentang produk terbaru dari sebuah brand. Kebetulan lawan bicara saya adalah orang yang lebih tua. Di sana lah perdebatan yang ringan terjadi, karena sebuah konten di sosial media. 

Konten sosial media tersebut, memperlihatkan sebuah hp dengan screen, desain, dan bentuk, hasil kolaborasi 2 brand. Lawan bicara saya saat itu seakan kaget dengan produk tersebut dan mengucap nama salah satu brand hp. Kemudia saya menjawab "Tidak mungkin, itu jelas-jelas depannya coman wallpaper." Namun dia tetap bertahan dengan opininya.

Saya sebagai orang yang gila teknologi pada zamannya, tidak terima jika saya dikatakan salah. Maka karena saya mengetahui produk hp tersebut, langsung saya memberikan bukti bahwa produk tersebut bukanlah hal yang di pikirkan oleh dia. Dia kembali menjawab dengan nada yang lebih tinggi "Bisa saja itu kolaborasi." Kemudian saya menunjukan produk serupa, dan konteks dari konten tersebut, namun dia tak peduli.

Entah apa yang melintas di dalam benak saya. Namun, saya merasakan ada keselebat memori saya 2 tahun yang lalu. Mengingat betapa tidak pedulinya saya dengan orang lain. Tidak dapat dipungkiri karena dulu saya memang invtrovert. Namun hal tersebutlah yang membuat diri saya, menjadi orang berprestasi kala itu, menutup diri, fokus pada diri sendiri, dan memegang prinsip: "Lebih sedikit otak, lebih baik."

Saya yang dulu tidak pernah bercerita dan berbagi informasi, saya hanya orang yang membuktikan siapa diri saya, kepada diri saya.  Mungkin saya telah berubah saat ini, menjadi orang yang lebih "Gaul" bisa dikatakan. Namun saya tidak menemukan kenikmatan dalam hal tersebut. Saya rasa ini saatnya kembali!!

Prinsip yang aneh tapi nyata, fokus pada pembentukan diri, tidak peduli apa kata orang. Mau hanya tidur makan belajar, setiap hari pun tak masalah. Karena setiap orang punya jalannya masing-masing. Doronglah dan paksalah, saya yang dulu bahkan bisa tidak tidur hanya karena takut mendapat nilai jelek. Bumi memang berputar tapi jangan mau hanya mengikuti arus.

Disini yang perlu ditaklukan adalah diri anda. Masa bodo kata orang lain. It's you vs you. Sulit tapi memang itu jalannya lakukan lah!

Sekian Tuhan memberkati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun