Bagi peserta didik yang akan lulus pada jejang pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) tentu selalu akan mengalami kebimbangan perihal tentang melajutkan pendidikan ke sekolah menengah kejuruan (SMK) atau Sekolah Menengah Atas (SMA). Setiap pilihan yang akan diambil pasti ada konsekuensi nya sehingga diperlukan pertimbangan yang sangat baik sebelum menentukan pilihan yang akan dipilih.Â
Menurut Clarke & Winch (2007, 9) pendidikan kujuruan adalah pendidikan yang berfokus pada penyiapan peserta didik untuk siap memasuki lapangan kerja, pendidikan kejuruan ini memepelajari masalah-masalah yang berkaitan dengan praktik dan teknik. Sedangakn SMA menurut Depdiknas, 2004: 112,  SMA merupakan jenjang pendidikan yang kontesnya lebih mengacu pada penyiapan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan  yang lebih tinggi dengan pengkhususan (pembagian IPA dam IPS).
Pada sekolah menengah atas (SMA), yang dipelajari lebih kepada pemahaman teori-toeri sedangkan praktek nya sedikit kecuali mata pelajaran tertentu, di SMA ada pembagian jurusan yaitu, IPA (Ilmu pengetahuan alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang masing-masing jurusan tersebut akan fokus terhadap ruang lingkup nya masing-masing.Â
Sedangkan di SMK, jurusan nya seperti jurusan menjahit/ tata busana, jurusan otomotif, jurusan komputer, jurusan tata boga, dll. Ada beberapa perbandingan peserta didik yang lulus SMA dengan peserta didik yang lulus SMA yaitu, pertama lulusan SMK Â dibekali oleh keterampilan bekerja sedangkan lulusan SMA tidak dibekali keterampilan bekerja, kedua lulusan SMK lebih mengenal dunia kerja sedangkan SMA tidak diperkenalkan pada duniakerja, ketiga lulusan SMK bisa memlih antara melanjutkan kuliah atau langsung bekerja sedangkan SMA harus melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi yaitu kuliah.
Pada kenyataan nya, banyak diantara peserta didik yang akan lulus dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) lebih memilih melanjutkan pendidikan nya ke SMA (Sekolah Menengah Atas). Hal ini disebabakan oleh peserta didik menilai potensi untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi nantinya bisa bebas memilih jurusan sesuai dengan yang diinginkan. Kedua, banyak diantara peserta didik menilai bahwa masuk SMA lebih  bagus dari SMK. Ketiga, citra SMA juga baik di mata masyarakat.Â
Keempat, peseta didik menilai masuk SMA lebih bergengsi dari pada masuk SMK. Adapun hal yang menyebabkan kurang nya minat peserta didik melanjutkan pendidikannya setelah lulus SMP Â ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu, pertama peserta didik menilai masuk SMK kurang bergengsi, kedua Sekolah Menengah Kejuruan dinilai sebagai "pembuang" bagi peserta didik yang tidak lulus masuk SMA, ketiga citra SMK di mata masyarakat kurang baik dikarenakan ada oknum di antara anak SMK yang sering tawuran dan bolos, keempat peserta didik merasa tidak mempunyai kemampuan terhadap jurusan yang disediakan di SMK, kelima SMK tidak terlalu dikenal oleh masyarakat karena yang umum didengar adalah SMA, terakhir adalah apabila setelah lulus SMP memilih melanjutkan ke SMK maka nnti nya setelah lulus SMK tidak bisa bebas memilih jurusan dan harus mengikuti keahlian dan keterampilan yang dipelajari di SMK.
Terlepas dari perbedaan yang dipelajari dan perbandingan lulusan SMA dengan SMK, kedua lembaga pendidikan ini sama-sama sebagai tempat untuk mencari dan menuntut  ilmu. Untuk dapat menarik minat peserta didik yang akan lulus SMP maka pihak dari SMK harus mencari nilai lebih (value) atau keunggulan lain yang tidak dimiliki oleh SMA, sering melakukan prosmosi atau sosialisi kepada Peserta didik yang akan lulus SMP, serta SMK juga harus bisa memenuhi Standar Nasional Pendidikan agar SMK bisa menjadi sekolah yang bermutu sehingga bisa menarik minat peserta didik untuk melanjutkan pendidikan nya ke SMK.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H