Pasar Tanah Abang, yang merupakan pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta, mengalami penurunan pengunjung karena pola konsumsi masyarakat yang berubah sejak pandemi. Banyak konsumen beralih ke belanja online karena lebih mudah dan harga yang lebih murah. Hal ini menyebabkan sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang mengeluhkan penurunan omzet dan bahkan ada yang memilih untuk menjual produknya secara daring.Â
Beberapa solusi yang diusulkan dalam artikel ini adalah memberikan pelatihan digitalisasi kepada pedagang Pasar Tanah Abang agar penjualannya dapat meningkat, mendorong produk lokal bisa diminati pembeli melalui berbagai program yang dijalankan oleh anggota asosiasi, dan memberikan perlakuan yang adil terhadap barang-barang yang dijual di toko offline dan online dengan menerapkan pajak di produk e-commerce maupun social commerce.
Namun, tidak semua pedagang memilih untuk berjualan secara online karena beberapa di antaranya tidak meraih hasil optimal. Pemerintah Indonesia juga telah melarang social commerce seperti TikTok Shop melakukan transaksi jual beli barang demi menciptakan fair trade. Meskipun demikian, para pedagang offline sebenarnya sudah banyak yang beralih ke penjualan online dengan memanfaatkan marketplace dan media sosial seperti TikTok.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H