Yang gaib adalah gaib.
Gaib itu menjadi nyata bagi yang dibukakan “rahasia”.
Sesuatu yang gaib bagi orang lain menjadi realitas baginya
Sesuatu yang rahasia bagi yang lain menjadi tidak bagi dirinya
ilmuNya meliputi langit dan bumi
ketika Dia menghendaki seseorang diberi ilmuNya
maka adakah yang bisa menolakNya
tiada rahasia apapun di langit dan dibumi
dari sebutir debu sampai bintang dan galaksi
dari yang terucap, tertulis sampai yang tersirat dan terlintas di batin
Dia mengetahui.
Semua urusan di bumi adalah dalam kekuasanNya
rencanaNya yang akan terjadi baik manusia itu mau atau tidak
baik itu suka rela maupun terpaksa
yang gaib adalah gaib
dan itu milikNya
dan manakah yang realitas dan manakah yang gaib bagi yang menyaksikan
maka apakah Allah itu menjadi nyata ataukah gaib
maka apakah kehendakNya nyata ataukah gaib
maka apakah rahasia itu nyata ataukah gaib
maka bagi diri yang sadar
selalu menyungkur sujud di hadapanNya
menyerahkan segala urusan dan mengembalikan kepadaNya
melakukan urusanNya sebaik kemampuan dititipkan olehNya
Dia merasakan ALlah begitu dekat
Dia merasakan keberadaan Allah itu begitu nyata
Dia merasakan kematian itu sedemikian dekatnya
Dia bahkan telah sadar ketika dirinya tak ada lagi
dan dia telah berada dalam kesadaran di alam gaib
ketika mampu melewati tabir ruhani
saat dia duduk diam menerima rencana TUhan kepada dirinya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H