Setelah Abu Bakar menceritakan secara lengkap isi dari mimpinya, pendeta Nasrani tersebut bertanya darimana Abu Bakar sehari sebelumnya dan dari suku apa ia berasal. Abu Bakar menjawab bahwa ia telah bepergian ke Mekah dan berasal dari suku Taymin.
 Sang pendeta Nasrani kembali bertanya terkait pekerjaan Abu Bakar yang merupakan seorang pedagang. Setelah semua pertanyaan usai dilontarkan, pendeta mengatakan bahwa pada masa Abu Bakar ini akan datang seorang pria yang akan menjadi nabi akhir zaman. Pria ini berasal dari keturunan Bani Hasyim yang memiliki nama Muhammad Al-Amin.
Ia melanjutkan perkataannya dan mengatakn bahwa jika tidak ada nabi akhir zaman ini, maka Allah tidak akan menciptakan segala apa yang telah ada saat ini.
Dikatakan juga bahwa Abu bakar kelak akan menjadi orang kepercayaan Sang Nabi dan akan meneruskan kepemimpinannya. Ia juga menyebutkan ciri-ciri dan sifat-sifat seorang pria yang dikatakan akan menjadi nabi akhir zaman ini yang ia ketahui dari kitab Taurat, Injil, dan Zabur.
Setelah mendengar penuturan pendeta, Abu Bakar merasa rindu kepada Nabi dan segera berangkat menuju Makkah untuk menemuinya. Sejak pertemuan itu, rasa cintanya kepada Nabi kian meningkat.
Riwayat lainnya juga terdapat di dalam kitab yang sama. Syaikh Muhammad bin Abu Bakar mengutip sebuah hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari. Dimana Abu Dzar bertanya kepada Nabi tentang perbuatan yang dapat mendekatkannya ke surga dan menjauhkannya dari api neraka.
Nabi menjawab bahwa setiap keburukan yang dilakukan harus diiringi dengan kebaikan, termasuk kebaikan yang ada di dalam kalimat syahadat.
Juga terdapat sebuah riwayat yang berasal dari abu Hurairah. Ia berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Nabi yang berbunyi, Â "Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga". Bahkan ia mengatakan bahwa ia juga tidak akan masuk surga kecuali jika Allah memberikan karunisa dan rahmatnya.
Kembali kepada tujuan retorika, terdapat empat tujuan jika dilihat berdasarkan pada sisi pedagogik, yaitu korektif, instruktif, sugestif, dan delensif.
Secara keseluruhan, tujuan retorika dapat dilihat berdasarkan tiga sisi, yakni secara isi, cara, dan pedagogik. Ketiga tujuan ini dianggap mampu mengantarkan dakwah kepada tujuan utamanya, yaitu menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah daripada yang munkar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H