Oleh: Syamsul Yakin dan Tiara Abdhie
Dosen dan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dalam retorika terdapat yang dinamakan dengan retorika dakwah. Retorika dakwah ini ada sebagai wadah untuk mengembangkan pesan dakwah menjadi pesan yang lebih menarik. Retorika dianggap sebagai kegiatan yang sangat diperlukan dalam penyampaian dakwah, baik secara verbal maupun nonverbal.
Selain menjadikan pesan dakwah lebih menarik, retorika dakwah juga digunakan untuk memperkuat nilai-nilai dari pesan dakwah. Tujuan ini dapat tercapai karena merujuk kepada salah satu syarat pesan di dalam retorika, yaitu mewajibkan penyampaian pesan sesuai dengan bahasa baku dan berbasis reset. Orator di dalam retorika tentunya juga kritis dalam berpikir.
Retorika dakwah juga digunakan untuk meningkatkan nilai dakwah melalui penyesuaian dengan tujuan retorika, yaitu informatif, persuasif, dan rekkreatif. Dengan penyesuaian terhadap tujuan retorika, dakwah akan dipahami dan diterima dengan lebih mudah.
Selain beberapa tujuan di atas, retorika juga digunakan untuk meningkatkan nilai sekaligus mempermudah penyampaian dakwah dengan menerapkan pathos, logos, dan ethos sebagaimana yang dinyatakan oleh aristoteles.
Perkembangan teknologi membentuk adanya komunikan online. Penerapan retorika dalam penyampaian dakwah merupakan salah satu upaya penyesuaian dakwah terhadap era digital. Upaya lainnya adalah memperkenalkan komunikasi nonverbal melalui perangkat digital. Komunikasi ini disampaikan dengan bahasa tubuh melalui media digital.
Selain perkembangan zaman, retorika dakwah digunakan karena melihat perlunya beberapa tahapan dalam berdakwah. Dalam retorika, dikenal lima tahapan pidato yang juga dikenal dengan teknik dakwah. lima tahapan ini berupa penemuan (inventio), penyusunan (dispositio), gaya (elocutio), memori (memoria), penyampaian (pronountitio).
Semantara dakwah retorika dimengerti sebagai dakwah yang isinya hanya membahas terkait retorika. Dakwah retorika dilakukan dengan berbagai tujuan tertentu. Dakwah retorika lebih mengarah kepada pemasaran gaya bicara efektif dengan memanfaatkan dakwah.
Dalam penerapan dakwah retorika terdaoat beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertama adalah peran dakwah sebagai alat untuk menyampaikan amanah dari langit sebagaimana yang disebutkan dalam beberapa ayat Al-Quran dan hadits nabi. Jika dakwah dijadikan retorika semata tanpa mempertimbangkan hal ini, dikhawatirkan ruh dakwah yang sesungguhnya akan hilang.
Pertimbangan kedua adalah adanya perbuatan yang dapat mendatangkan kebaikan tidak hanya kepada diri sendiri, tapi juga orang lain jika didasarkan pada niat yang ikhlas. Untuk itu, dakwah harus dilakukan dengan niat yang ikhlas untuk mencapai tujuan sebenarnya, yakni ridho yang Maha Kuasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H