Mohon tunggu...
Tia apriliya
Tia apriliya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Bengkulu

Ekonomi pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Rusia-Ukraina, BBM Indonesia Terdampak

6 Desember 2022   12:46 Diperbarui: 6 Desember 2022   12:52 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Krisi di Ukraina yang di ikuti dengan sanksi Ekonomi dari Negara-negara kepada  Rusia berkembangan menjadi perang energi. Amerika Serikat menghentika impor energi dari Rusia sebaliknya Rusia pun mengeluarkan kebijakan melarang ekspor energi. Dampaknya harga minyak dunia meroket, dapat kita lihat pada 10 maret 2002 harga minyak Brent mencapai U$$ 125,73 atau naik 33,7%  jika dibandingkan dengan sebelum konflik antara Rusia dan Ukraina . Sementara kalau kita lihat harga minyak mentah West Texas Intermediate mencapai U$$ 120.90  atau naik  31,32%  dibandingkan sebelum konflik Rusia dengan Ukraina. Sementara itu bagaimana lebutuhan bahan bakar minyak nasional yang tergolong tinggi Kementrian SDM mencatat hingga Sepember 2021 kebutuhan BBm nasional mencapai 48,59 Juta  KL, lalu bagaimana pengaruh kenikan harga minyak mentah dunia bagi Indonesia?

Konflik Rusia dengan Ukraina belum berakhir Presiden Amerika Serikat coba melarang impor minyak,gas dan energi dari Rusia. Langkah ini untuk menghukum Rusia atas Invasi ke Ukraina, Dampaknya bensin di Amerika Serikat  meroket. Pesiden Rusia Vladimir Putin menyatakan Amerika Serikat mencoba menyalahkan Rusia atas lonjakan harga minyak dunia. Rusia memprediksi jika larangan impor terus berlangsung harga minyak dunia bisa 320 dolar Amerika Serikat berbelok. 

Hari ini harga minyak Brent 110,82 dolar Amerika Serikat berbelok, sebelum perang Rusia dan Ukraina harganya tercatat 94,5 Dolar Amerika Serikat berbelok . Sedangkan harga minyak mentah hari ini 107,23 dolar Amerika Serikat berbelok, padahal sebelum konflik harganya 92,10 Dolar Amerika Serikat  berbelok, Presiden Joko Widodo menyebutkan lonjakan harga minyak dunia mengakibatkan seluruh negara menikan harga jual BBM pada warganya, Presiden mengatakan hingga kini pemerintah Indonesia masih menahan untuk menaikan harga BBM.

23 Maret 2022 lalu pemerintah menikan harga BBM non Subsidi jenis Pertamax Turbo ,Dexlite dan Pertamina Dex harganya bervariasi disetiap provinsi . Naiknya harga minyak dunia mengakibatakn sejumlah negara mengalami krisis BBM, di Libanon terjadi antrian panjang pembeli BBM di stasiun pengisian.

Perang Rusia dengan Ukraina berdampak pada meroketnya minyak duniam lalu bagaimana pengarunya terhadap harga Migas Indonesia akankah nanti akan terjadi kenikan harga BBM ? menurut bpk satia "kalau kita melihat Indonesia Defisit didalam transaksi neraca yang komponen terbesarnya itu adalah impor dari pada BBM ataupun tidak. Jadi sebetulnya kalau kita melihat setiap kenikan hai siti kita setiap kenikan 1 Dolar, maka Devisit anggrannya sekitar 268 miliar rupiah , jadi kalau misalkan asumsi APBN kita 63 dolar per barel asumsi APBN kita hari  kalau kita mengikuti tren tangal 9 Maret U$$ 138,3. Jadi sebelum duah kalinya daripada asumsi APBN kita itu berarti bisa dikalikan slimenya tadi perbedaannya itu dikalikan dengan nilai Devisit tadi dikalikan dengan uang kitty yang kita import atau yang kita konsumsi".

Presiden Joko Widodo menyebutkan lonjakan harga minyak dunia mengakibatkan seluruh negara menaikan harga jual BBM pada warganya. Presiden Joko Widodo mengatakan hingga kini pemerintah Indonesia masih menahanuntuk meikan harga BBM . "Tambah perang harga naik, kita tau 2020 minyak hanya harga yang kira-kira 60 Dolar per Barel. Hari ini kira-kira 115 Dolar per Barel itupun sebelum seminggu yang lalu udah diangka 130 dua kali lipat semua negara harga jual  kemasyarakat sudah naik juga. Kita disini masih nahan-nahan". Ungkap Presisen Joko Widodo. Pemerintah menanggung beban yang berat yang belum selesai Pandemi sudah di dihantam lagi dengan kenaikan Migas. Ketahan energi ini menjadi PR besar kalau kita lihat kondisi saat ini. Ketahan energi ini menjadi harga mati yang harus dikejarkalau dari kondisi Geopolitik saat ini ditambah juga dengan kebijakan jangka pendek untuk menyelamatkan masyarakat dari lonjakan Migas dunia yang berdampak pada kehidupan sehari-hari inilah yang harus dujaga oleh pemrintah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun