Mohon tunggu...
Tia Sulaksono
Tia Sulaksono Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Random writer, suka menulis apapun. Buku solo: Petualangan Warna-Warni (kumpulan cerpen anak), JERAT KELAM (antologi cerpen horor). Dan 17 buku antologi puisi dan cerpen.

Perempuan biasa yang terbuat dari bahan organik tanpa pemanis buatan. Hanya ingin dikenal melalui karyanya. Betina misterius dan keras kepala. Jangan panggil bu, karena bukan ibu-ibu.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Galat

23 Oktober 2024   22:52 Diperbarui: 23 Oktober 2024   23:47 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kau minta dipanjangkan kaki, di depan orang yang kakinya buntung
Kau minta dibangunkan rumah megah di depan orang yang gubuknya mau ambruk
Kau minta makanan mewah di depan orang yang sehari-hari mengais sisa nasi
Apakah kau tak cukup punya harga diri?

Makan pagimu adalah kue legit bertabur emas
Disajikan dengan segelas peluh beraroma anggur
Dan berlembar-lembar irisan daging dari saudara kami
Apakah kau tak cukup kenyang?

Katakan saja,
Kami pun tak segan memberi
Meski itu dari sisa-sisa peluh kami
Meski itu tetes terakhir darah kami
Kami rela mati berkalang tanah membawa berkah
Untuk membantu orang-orang serakah

Panggung sungsang, 9 Oktober 2024

*Galat: keliru, error, cacat, ada salahnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun