"Kau takkan tertawa jika kau tahu."
 Terdengar suara berbisik lirih dari dalam kamar nomor 13. Bisikan itu seolah hanya disampaikan pada dinding kokoh yang dingin, yang kemudian menjalar semaunya lewat angin. Bisikan lirih itu, mampu didengar penghuni kamar lain.
Perempuan yang berbisik tadi masih duduk bersila di atas kasur, menghadap dinding dengan pandangan dingin. Seperti biasa, seorang pegawai masuk untuk mengambil pakaian kotor.
"Apakah ini hari Jumat?" tanya perempuan itu entah pada siapa.
"Apakah ini hari Jumat?" ulangnya.
"Apakah ini hari Jumat tanggal 13?" Bersamaan dengan pertanyaan terakhir perempuan itu menggerakkan badan menghadap pegawai tadi sambil menyeringai.
Pegawai yang telah selesai mengemas pakaian, secepat kilat keluar dan menutup rapat pintu kamar nomor 13 itu.
***
"Pak Brama, mohon maaf jika saya menyela. Apakah penghuni kamar nomor 13 tidak dipindahkan saja?"
"Tidak bisa, Yung. Dia masih baru. Bakal sulit birokrasinya." Lelaki tua berjanggut yang disapa dengan Pak Brama, tampak berpikir keras. Sesekali tangannya mengetuk-ngetukkan pena di meja.