Mohon tunggu...
Tia Patmawati
Tia Patmawati Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Strategi Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Kualifikasi Akademik Guru

28 Oktober 2024   21:00 Diperbarui: 28 Oktober 2024   21:17 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh : Tia Patmawati

Mahasiswa Pascasarjana Prodi Manajemen Pendidikan Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung


Sejumlah strategi yang diterapkan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kualifikasi akademik guru, yang terbagi menjadi beberapa kategori utama. Pertama, salah satu strategi yang paling dominan adalah penyelenggaraan program pelatihan yang terstuktur dan berkelanjutan. Kepala sekolah menciptakan program pelatihan yang berfokus pada pengembangan kompetensi pedagogis dan materi ajar, mengingat pentingnya keterampilan praktis bagi guru dalam konteks pembelajaran yang dinamis.  Yang menekankan bahwa pelatihan yang berkelanjutan dan terarah dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan guru, yang pada akhirnya berkontrobusi pada peningkatan kualifikasi akademik.

Selanjutnya, kolaborasi antara kepala sekolah dan lembaga pendidikan tinggi merupakan strategi penting dalam peningkatan kualifikasi guru. Kepala sekolah aktif menjalin kemitraan dengan universitas untuk mengadakan seminar,workshop, dan program pengembangan professional lainnya. Melalui kolaborasi ini, guru mendapatkan akses ke pengetahuan terbaru dan praktik terbaik di bidang pendidikan. Hal ini sejalan dengan pandangan (Fullan, 2007), yang mengungkapkan bahwa kemitraan yang kuat dengan intstitusi pendidikan dapat memperkaya pengalaman belajar guru dan meningkatkan motivasi mereka untuk mengikuti perkembangan terbaru dalam pendidikan.

Selain itu, budaya kolaboratif di dalam sekolah juga diidentifikasi sebagai faktor kunci dalam peningkatan kualifikasi akademik. Guru-guru melaporkan bahwa dukungan dari rekan sejawat dan kepala sekolah menciptakan lingkungan yang mendukung pertukaran ide dan praktik terbaik. Kolaborasi diantara guru tidak hanya meningkatkan keterampilan mengajar, tetapi juga memperkuat ikatan professional dan rasa kepemilikan terhadap proses pembelajaran. Dalam konteks ini, kepala sekolah berperan penting dalam memfasilitasi dan mendorong budaya kerja sama yang positif di antara staf pengajar.

Di samping itu, sistem evaluasi yang konstruksi juga menjadi elemen vital dalam strategi peningkatan kualifikasi akademik guru. Kepala sekolah menerapkan pendekatan evaluasi yang tidak hanya menilai hasil,tetapi juga memberikan umpan balik yang membangun. Evaluasi yang efektif dapat membantu guru mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, sehingga memungkinkan mereka untuk berkembang secara professional. Umpan balik yang konsisten dan relavan membantu guru merasa lebih percaya diri dalam praktik pengajaran mereka dan mendorong mereka untuk terus memperbaiki diri.

Artikel ini menegaskan bahwa strategi kepala sekolah dalam peningkatan kualifikasi akademik guru harus bersifat holistic, melibatkan berbagai aspek dan pemangku kepentingan. Dengan menggabungkan pelatihan yang berkelanjutan, kolaborasi dengan lembaga pendidikan, budaya kolaboratif dan sistem evaluasi yang konstruktif, kepala sekolah dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pengembangan profesionalisme guru. Hal ini mencerminkan pentingnya kepemimpinan yang transformasional dalam pendidikan, dimana kepala sekolah tidak hanya sebagai pengelola, tetapi juga sevagai penggerak perubahan yang positif dalam peningkatan mutu pendidikan.

Artikel ini menunjukan bahwa kepala sekolah memiliki peran sentral dalam peningkatan kualifikasi akademik guru melalui berbagai strategi yang terintegrasi. Program pelatihan yang berkelanjutan dan terstruktur menjadi salah satu fondasi penting dalam mengembangkan keterampilan pedagogis guru. Selain itu, kolaborasi dengan lembaga pendidikan tinggi memperkaya pengalaman belajar guru dan memberikan akses pada praktik terbaik di bidang pendidikan.

Budaya kolaboratif di dalam sekolah juga terbukti efektif dalam mendukung pertumbuhan professional guru, di mana dukungan rekan sejawat dan kepala sekolah menciptakan lingkungan yang kondusif untuk berbagi ide dan pengalaman. Sistem evaluasi yang konstruktif berfungsi sebagai alat untuk memberikan umpan balik yang membangun, membantu guru mengenali area perbaikan dan terus meningkatkan kompetensi mereka.

Dengan demikian, strategi yang di terapkan oleh kepala sekolah tidak hanya berfokus pada pengembangan individu, tetapi juga menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pengembangan professional secara holistic. Hal ini menggaris bawahi pentingnya kepemimpinan yang transformasional dalam pendidikan, di mana kepala sekolah berperan sebagai penggerak perubahan untuk mencapai mutu pendidikan yang lebih tinggi. Rekomendasi untuk praktik pendidikan selanjutnya adalah agar kepala sekolah untuk mengembangkan strategi yang melibatkan semua pemangku kepentingan dalam upaya peningkatan akademik guru.



Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun