Mohon tunggu...
Thursky Angel
Thursky Angel Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Komunikasi Atma Jaya Yogyakarta

Hello :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peristiwa di Balik Pizza

29 Maret 2021   12:28 Diperbarui: 21 September 2021   11:48 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa sih yang tidak tahu "Pizza Hut"? Pastinya hampir semua orang tahu, bukan? Yup, benar sekali Pizza Hut merupakan sebuah perusahaan waralaba atau biasa disebut dengan "Franchise". 

Fokus menu yang disajikan dari Pizza Hut tentunya adalah Pizza dengan berbagai jenis olahan topping di atasnya yang sangat menarik dan nikmat untuk makan. 

Awalnya bisnis Pizza ini dibentuk oleh dua orang kakak-beradik yaitu Frank dan Dan Carney dengan menggunakan uang yang mereka pinjam dari ibu mereka untuk membuka usaha Pizza di Wichita, Kansas. 

Dilansir dari Internasional.kontan.co.id, kini Pizza Hut menjadi salah satu gerai Pizza terbesar di dunia. Pizza Hut juga beroperasional lebih dari 100 negara dengan memiliki cabang sekitar 16.000 cabang Pizza Hut.

Salah satu negara diantaranya adalah Indonesia. Pizza Hut menjadi salah satu perusahaan waralaba paling populer di Indonesia. Apalagi di tengah pandemi ini, Pizza Hut pun turut memberikan kebijakan kepada para karyawannya dalam menjajakan Pizza Hut untuk dijual di pinggir jalan.

Lalu apa hubungan dari Pizza Hut dengan Culture Jamming? Sebelum memulai pembahasan lebih mendalam, sebaiknya kita perlu memahami terlebih dahulu tentang Culture Jamming.

Dalam Isal (2015), dijelaskan bahwa culture jamming merupakan sebuah bentuk kritikan oleh masyarakat kepada media massa dengan membuat parodi (tiruan) dengan tujuan untuk menyisipkan atau menyampaikan pesan (kritikan) tertentu.

Berdasarkan pada penjelasan tersebut maka dalam hal ini dapat dikaitkan dengan isu sekitar tahun 2016. Dimana dari dokumen yang diperoleh oleh tim investigasi BBC dan Tempo berkaitan dengan terdapat perpanjangan masa expired (kedaluwarsa) dari beberapa bahan yang digunakan untuk mengolah Pizza oleh pihak Pizza Hut. 

Oleh sebab itu, timbul keresahan pada masyarakat khususnya pelanggan dari Pizza Hut dengan membuat kritikan kepada Pizza Hut dengan menggunakan gambar yang mempertanyakan mengenai apa yang sebenarnya terjadi pada pihak perusahaan. Sehingga timbul dugaan bahwa pihak Pizza Hut telah menyajikan Pizza kepada masyarakat (pelanggannya) dengan menggunakan bahan yang kedaluwarsa.

Selain itu, tampak dari meme tersebut bahwa terdapat seorang ibu berserta kedua anaknya yang sedang menggunakan penutup hidung (anti racun) ketika akan memakan Pizza. Artinya bahwa Pizza Hut diduga telah mengolah makanan yang tidak layak untuk konsumsi masyarakat (pelanggan) yang dapat memberikan dampak negatif terhadap masyarakat lain. Oleh karena itu, "Culture Jamming" memiliki dampak yang sangat penting dan cukup menarik perhatian bagi perusahaan-perusahaan. 

Dimana ketika akan memberikan informasi kepada masyarakat dibutuhkan perhatian khusus yang dapat memberikan makna. Dalam hal ini yaitu perusahaan lebih mengedepankan kesehatan dari bahan-bahan yang digunakan dan layak untuk dikonsumsi. Hal ini berguna untuk memperbaiki kualitas serta kepercayaan dari masyarakat dalam memilih produk atau brand dari sebuah perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun