Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Waspada! Bonus Kita Dirampas Negara Lain

21 September 2016   16:39 Diperbarui: 21 September 2016   19:18 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : http://cbw.ge/georgia/population-of-georgia-has-decreased/

Mataku pun tertuju ke salah satu sudut media online (kompas.com). Di sana ada sebuah judul yang menarik niatku untuk membaca. “Kisah Dewi Suryana : Dari Keluarga Sederhana, Lulus Memuaskan di Singapura”.

sumber gambar : www.kompas.com
sumber gambar : www.kompas.com
Dewi Suryana adalah seorang anak yang tumbuh dan dibesarkan dalam keluarga sederhana di Pontianak. Ayahnya bekerja serabutan sebagai tukang elektronik. Ibunya bekerja membantu orang lain berjualan baju atau dodol durian. Mirisnya lagi, keluarga mereka ternyata menumpang di rumah milik saudara ayahnya. Tetapi itu tidak menyurutkan semangatnya untuk belajar.

Kepintaran dan talentanya ini sebanarnya sudah terlihat sejak SMP. Ia pernah mewakili Indonesia di dua lomba sains internasional yakni di International Junior Science Olympiad (IJSO) di Baku, Azerbaijan, tahun 2009 dan International Chemistry Olympiad (ICHO) di Washington DC, Amerika Serikat, tahun 2012. Masing-masing meraih prestasi, memperoleh medali perak.

Pada intinya, pesan yang mau disampaikan dalam berita tersebut, bahwa (30/6/2016 ) lalu Dewi Suryana telah menorehkan sejarah baru, dia meraih predikat terbaik First Class Honours dari jurusan Teknik Material Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Prestasi ini tidak main-main mengingat hanya lima persen mahasiswa yang berhasil lulus dengan predikat prestisius itu. Dan itu diperolehnya dalam tiga tahun.

Sebenarnya, kalau kita mau buat deretan nama-nama orang Indonesia yang berprestasi di dunia internasional, tentu halaman blog ini tidak akan mampu menampungnya. Kita sering berdecak kagum ketika melihat dan mendengarnya diberbagai media. Sebagai Bangsa Indonesia patut bangga. Kita ternyata tidak hanya bisa jadi bangsa penonton, tetap sering juga menjadi tontonan bangsa asing. Bahkan mereka pun terkagum-kagum melihatnya.

Tetapi kita sering miris melihat kenyataannya diantara mereka banyak lebih memilih berkarir dan berkarya di negara lain. Tentu banyak faktor yang menjadi alasannya. Ini terkadang bukan hanya semata bicara nasionalisme, tetapi terkadang bicara tentang potensi yang mereka miliki ternyata lebih berkembang dan terakomodasi dan bahkan dihargai di negeri orang daripada di negeri sendiri.

Ini tentu menjadi evaluasi bagi bangsa kita.

Bonus Demografi

Apa sih bonus demografi tersebut? Tentu banyak yang bertanya-tanya. Bonus demografi tersebut merupakan istilah kependudukan dimana tinggi jumlah angkatan kerja atau penduduk yang produktif bila dibandingkan dengan yang tidak produktif.

Indonesia adalah salah satu negara yang diprediksi akan mendapatkan bonus demografi atau ledakan penduduk usia produktif (15-64 tahun) dalam rentang tahun 2020-2030 mendatang. Bahkan jumlah usia produktif diperkirakan akan mencapai angka 70 persen dibandingkan dengan usia tidak produktif yang hanya sekitar 30 persen.

sumber : www.slideshare.net
sumber : www.slideshare.net
Kalau demikian, tentu ini menjadi sebuah berita menggembirakan, ini adalah sebuah kesempatan besar. Tetapi disamping itu sekaligus  menjadi tantangan berat kita. Bisa-bisa bukan menimbulkan sukacita baru tetapi malah menimbulkan masalah baru.  Bila tidak dipersiapkan dengan kemampuan SDM yang baik, atau lapangan kerja yang cukup, maka ini bisa menimbulkan ledakan pengangguran. Inilah seputar kekuatiran-kekuatiran bagi masyarakat dan bangsa kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun