Nangkring Kompasiana bersama PALYJA
Hari ini saya tepat satu tahun bersama kompasiana. Umur yang masih muda. Ibarat usia anak, masih merangkak, mulai mau berjalan.
Hingga saat ini, di Kompasiana saya belum apa-apa. Kalau dihitung dari jumlah tulisan, saya baru menghasilkan 38 karya. Artinya bila dirata-ratakan dalam setahun, saya menulis hanya satu tulisan dalam sembilan hari. Sangat jauh bedanya dengan Pak Tjiptadinata yang rutin menulis setiap harinya. Bisa dibilang, Pak Tjiptadinata seperti selebriti di Kompasiana.
Terkadang sih, suka cari kambing hitam. Kan….saya lagi sibuk! Belum juga saya nulis di beberapa blog. Alasan inilah, alasan itulah…..kalau mau cari alasan, pasti seabrek. Tapi saya pikir itu hanyalah pembenaran diri semata.
Tapi bersyukur, akhir-akhir ini saya mulai aktif untuk berbagai even di kompasiana. Seperti blog competition, nangkring dan mulai ringan untuk mau mengomentari beberapa tulisan sesama kompasianer yang sempat saya. Ini bagi saya adalah kemajuan.
Di samping menambah wawasan dan semangat menulis, ternyata bergabung dengan kompasiana membuat hidup semakin berwarna. Bahkan makin banyak teman-teman baru yang mendukung untuk tetap semangat menulis, seperti Pak Thamrin Sonata, Mbak Tamita Wibisono, Ito Rahayu Damanik. Indahnya berbagi pengalaman bersama mereka ketika acara nangkring Kompasiana dengan PALYJA di Pejompongan.
Belum lagi cerita unik dengan Pak Dian Kelana. Ketika mengikuti sebuah even di SMESCO. Membuka pembicaraan karena kebetulan tas yang kami gunakan waktu itu sama. Sama-sama pemberian dari TOTAL. Cerita berlanjut, ternyata beliau adalah Kompasianer juga. Sejak itu kami berteman juga melalui media sosial Facebook.
Berbeda ceritanya dengan Sang Jawara Bang Gapey dan Mas Badiyo. Ketemu disebuah buah komunitas Laskar Pena Hijau. Cerita sana kemari, pada akhirnya ditarik sampai ke cerita Kompasiana. Ternyata beliau berdua sudah lebih senior dari saya di Kompasiana. Banyak pengalaman dan inspirasi dari beliau berdua. Saling mendukung dan berkomentar positif dalam berbagai status di Facebook.
Masih ada pengalaman menarik lainnya. Pak Casmudi yang sepengetahuan saya, sering menjadi saingan saya dalam berbagai even menulis. Ternyata ketika bertemu di Balikpapan dalam even Final menulis, ternyata juga Kompasianer. Wow…saya baru sadar kalau saya terlambat masuk kompasiana, tapi kalau kata orang bijak tidak ada kata terlambat, atau lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Ini menjadi pesan penghibur yang dahsyat untuk tidak menyesali segala sesuatunya.