Pernah baca tulisan ini? “Di Jepang, Punya Mobil adalah Ciri Khas Orang Kampung”. Ini judul link tulisan yang berkali-kali dibagikan di facebook. Setidaknya link tersebut sudah lima kali melintasi beranda facebookku. Penasaran dengan link tulisan tersebut, aku klik dan kucoba membaca tulisan tersebut.
Setelah membaca link yang dirilis okezone.com tersebut, setidaknya kutemukan tiga fakta yang menarik. Pertama, jika orang Jepang mengatakan bahwa dirinya memiliki dua mobil, bisa dipastikan dia adalah petani. Kedua, jalan kaki dan sepeda adalah kendaraan orang kota. Ketiga, jumlah penduduk Tokyo Raya (Greater Tokyo) termasuk kawasan penyangganya seperti Chiba dan Saitama, merupakan kota yang tergolong paling padat di dunia, sekitar 30 juta orang penduduknya. Namun penduduk Tokyo tidak pernah merasakan sesak dan bising seperti halnya di Jakarta.
Dari ketiga fakta diatas, bila dibandingkan dengan kota-kota padat di Indonesia, itu menjadi sesuatu yang paradoks. Mobil kecenderungannya adalah milik orang-orang yang ada diperkotaan. Kemacetan dan kebisingan pun tidak menjadi penghadang niat untuk tetap menggunakan mobil sebagai transportasi utama. Sepeda bukanlah sebagai alternatif transportasi, tetapi hanya pelengkap saja.
Melihat kencenderungan meningkatnya roda empat dan roda dua diperkotaan negeri kita, yang berdampak langsung pada permasalahan kemacetan yang semakin menjadi, polusi udara yang tidak terbendung, dan pemborosan bahan bakar yang berdampak pada menipisnya sumber energi fosil, sudah selayaknya gerakan kesadaran bersepeda menjadi pilihan. Bahkan perlu digalakkan secara massif. Apa salahnya kita mulai mencoba trend baru, yang sudah menjadi trend di negara-negara maju.
Dalam hal ini, perlu tiga pilar kokoh guna mendukung gerakan tersebut. Pemerintah, swasta dan masyarakat. Peran pemerintah dalam membuat regulasi dan mengkampanyekannya dengan memberikan wujud keteladanan. Semenatara pihak swasta menjadi mendukung sebagai produsen sepeda yang berkualitas, nyaman dan aman. Serta rakyat yang harus membuka diri dan bersedia menggunakan sepeda sebagai transportasi pilihan.
Bukan tidak mungkin! Sekarang bagaimana menggerakkannya. Lihat saja masyarakat kita, toh masih ada yang mau memulai gagasan tersebut. Misalnya saja, B2W Indonesia. Komunitas yang bersekretariat di Kebayoran Baru – Jakasrta Selatan. Berawal dari sekelompok penggemar kegiatan sepeda gunung ( Komunitas Jalur Pipa Gas ) yang punya semangat, gagasan dan harapan akan terwujudnya udara bersih di perkotaan, lahirlah komunitas pekerja bersepeda (Bike-to-Work Community) yang kemudian menggagas kampanye pertama penggunaan sepeda ke tempat kerja pada 6 Agustus 2004. Kalau mereka sudah memulai, bagaimana dengan masyarakat atau komunitas lain?
Wimcycle di Garda Depan
Wimcycle sebagai sebuah produsen sepeda tentu memiliki peran dan peluang dalam mendukung gerakan bersepeda. Eksistensi dan konsistensinya untuk berinovasi selama 20 tahun yakni sejak tahun 1972, bisa dijadikan sebagai bukti keunggulan dan keseriusannya. Disamping itu, Sepeda Wimcycle mampu mendominasi pasar lokal serta menembus pasar ekspor telah menunjukkan pengakuan kualitas di tingkat nasional dan internasional. Serta penempatan prioritas tinggi pada pengontrolan kualitas demi kenyamanan, bebas cacat dan keamanan selama pemakaian sepeda tersebut. Hal ini bisa dibuktikan dengan penggunaan bahan baku dan komponen yang diperoleh dari sumber terpercaya yang melampaui standar internasional dari sisi keamanan dan kualitas.
Dengan demikian, tidak salah kalau perusahaan ini telah memperoleh berbagai penghargan seperti Superbrand, Top Bran dan Kids Top Brand. Bahkan tahun ini Wimcycle telah memperoleh pengakuan TOP 250 Original Brand. Serta pengakuan-pengakuan lainnya.
Dari sisi produk, Wimcycle ternyata dapat menjawab semua kebutuhan. Baik kebutuhan dari anak hingga orang dewasa. Pria dan Wanita. Pilihan variasi untuk anak muda, seperti MTB dan BMX. Memberikan pilihan juga bagi kaum urban/city bike dan mountain bike, sesuai kebutuhan area yang kita inginkan.
Saatnya Wimcycle bukan sekedar menjual. Tetapi menjadi garda depan untuk melakukan revolusi mental. Merevolusi mental masyarakat, bahwa dengan bersepeda ternyata memiliki banyak manfaat. Manfaat untuk kesehatan tubuh, kebersihan udara, serta hemat energi. Tetapi lebih dari hal itu, melalui kehadiran Wimcycle, menjadi perintis menjadikan tren masyarakat untuk bersepeda, seperti di negara–negara maju. Bahkan suatu saat, anak cucu kita mungkin akan berkata bahwa “Di Indonesia, Punya Mobil adalah Ciri Khas Orang Kampung. Kalau Begitu, Wimcycle Aja!”