Dua ribu empat lima
Antara harap dan nyata
Akankah nyata?
Atau harap?
Satu sembilan empat lima
Citaku terbungkus rapi
Bersatu nan berdaulat
Adil nan makmur
Bak tongkat estafet
Citaku kutitip
Cintaku menyertai
Aku menanti
Dua ribu enam belas
Benderaku malu berkibar
Anak bangsa berampas cita
Anak negeri menolak cinta
Als ik een nederlander was
Seratus tahun merdeka
Bangsaku menderita
Korban pengembara kuasa
Dua ribu empat lima
Seratus tahun merdeka
Bangsaku bahagia
Berharap maju nan sejahtera
Bekasi, 18 Agustus 2016
Puisi ini ditulis untuk berpartisipasi dalam event Bulan Kemerdekaan RTC.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H