Beberapa hari lalu (23 April) dunia memperingati Hari Buku Sedunia. Bangsa kita pun tidak ketinggalan akan hal itu. Bahkan setiap tanggal 17 Mei, kita selalu memperingatinya sebagai Hari Buku Nasional. Ketika dunia dan bangsa kita memperingatinya setiap tahun, itu artinya, betapa pentingnya peranan buku dalam kehidupan kita. Bahkan dalam sepenggal kalimat, telah melukiskan gambaran tentang buku tersebut. Kalimat ini tentu sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahwa “Buku adalah jendela dunia”.
Dengan membaca buku, maka kita bisa melihat dunia. Betapa dangkalnya pengetahuan dan wawasan kita tentang sejarah peradaban bangsa-bangsa yang pernah ada di muka bumi ini, jikalau kita tidak membaca buku. Dengan buku kita dapat mengetahui keanekaragaman seni dan budaya dari berbagai negara. Bahkan mengikuti kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), kemajuan ekonomi, serta perkembangan politik, sosial-budaya di berbagai negara di belahan dunia ini.
Bukan itu saja. Ada yang tumbuh motivasi dan memperoleh inspirasi dari berbagai pengalaman orang lain setelah membaca buku. Ada yang terbantu berkembangnya kemampuan berpikir kritis dan kreativitasnya, serta dapat mengembangkan diri dan menggali potensi berkat bacaan.
Tetapi amat disayangkan. Setidaknya ada beberapa masalah yang sering kita dengar berkaitan dengan buku. Misalnya, kurangnya minat baca dan keterbatasan buku. Terkadang kita dapat menemukan situasi yang demikian, ada buku tapi minat baca kurang. Atau sebaliknya, minat baca tinggi tapi bukunya terbatas.
Dalam tulisan ini, penulis tidak membahas permasalahan itu dengan berbagai teori, tapi ingin menunjukkan sebuah aksi nyata atau inspiraksi (meminjam istilah Kompasiana) siswa-siswi SMA di sebuah sekolah yang ada di Lippo Cikarang-Bekasi, yakni Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang.
Dilandasi oleh keprihatinan terhadap banyaknya masyarakat yang belum beruntung karena tidak bisa menikmati buku-buku yang berkualitas, maka para wali kelas beserta siswa-siswi kelas XI IPS dan XI IPA SMA Dian Harapan Lippo Cikarang, terpanggil untuk ikut berbagi buku kepada pihak yang membutuhkan. Untuk itu, disepakati dan diputuskanlah sebuah program yang diberi tema "Donasi 1000 Buku".
Disamping itu, melalui program ini pula diharapkan tumbuh pula minat baca bagi seluruh warga belajar yang ada di lingkungan sekolah. Karena itu, sebelum buku-buku ini donasikan, maka buku-buku tersebut akan dipajang terlebih dulu di pojok-pojok lingkungan sekolah yang ramai dilewati. Sehingga ketika siswa-siswi lain yang melintas ketika sedang istirahat atau pada waktu luang, mereka tertarik untuk mampir dan membaca buku-buku tersebut.
Semangat berbagi dan menumbuhkan kepedulian pun diawali dengan pengumpulan buku sejak Februari lalu. Untuk itu, siswa-siswi kelas XI mulai bergerak dengan mengumpulkan donasi buku dari diri mereka sendiri, kemudian melakukan sosialisasi kepada kelas X dan XII dan bahkan kepada seluruh siswa SMP Dian Harapan agar turut berpartisipasi dan mendukung program "Donasi 1000 Buku". tersebut.
Hingga puncak pengumpulan buku tersebut (26/4/2017), hasilnya diluar dugaan, buku terkumpul melebihi target semula, yakni terkumpul sekitar 1200 lebih buku. Pencapaian ini tentu tidak lepas dari semangat berbagi dan kerjasama tim yang baik.
Menurut hasil refleksi dari siswa-siswi kelas XI IPS mengatakan bahwa program seperti ini sangat menumbuhkan semangat kepedulian dan semangat berbagi. Bukan hanya bisa berteori, tapi turut merasakan langsung proses berbagi melalui donasi buku. Bukan itu saja, tapi bisa melatih pikiran dan memberi tenaga untuk mengumpulkan buku, membuat rak-rak buku, menyampul dan membersihkan buku serta mengkategorikan buku berdasarkan usia seperti buku anak, remaja dan dewasa.
Disamping itu, menurut siswa-siswi tersebut, bahwa ternyata even seperti ini memberikan pelajaran yang berharga, mulai dari kesadaran untuk menghargai buku, melayani untuk orang lain, melatih kerjasama dan kebersamaan.