Saat berpikir untuk menyerah, ingatlah kembali mengapa kamu memulainya -- Anonim
Andaikan Carina Joe benar-benar berhenti dari pekerjaannya saat itu, bagaimana jadinya dengan keberadaan vaksin AstraZeneca?
Melalui berbagai media, barangkali kita sudah tahu tentang vaksin AstraZeneca.
Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang paling banyak diproduksi di dunia. Bahkan hingga mencapai 4 miliar dosis. Sementara berdasarkan sebarannya, ternyata vaksin tersebut sudah tersebar di 189 negara.
Jangan-jangan, sahabat pembaca adalah salah satu pengguna vaksin tersebut.
Sahabat pembaca, tahukah Anda? Ternyata di balik inovasi produksi massal (manufaktur) vaksin tersebut, ada seorang perempuan hebat Indonesia. Sosok yang dimaksud adalah Carina Citra Dewi Joe.
Tetapi, sesungguhnya perlu kita tahu, bahwa hingga mencapai tahap tersebut, upaya yang dilakukannya bukan sesuatu yang mudah.
Ada banyak rintangan yang harus dihadapi Carina Joe yang adalah "Senior research scientist in vaccine development focusing on viral vector vacsines" di Universitas Oxford.
Dalam sebuah gelar wicara (talk show) yang diselenggarakan di tempat saya mengajar, Carina Joe sempat menyampaikan rintangan terberat yang harus dihadapinya dalam proses inovasi produksi massal (manufaktur) vaksin tersebut.
Misalnya saja, Carina Joe harus bertahan dengan keberadaan timnya yang kecil. Bahkan Carina Joe menyampaikan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan sendiri. Pasalnya, tidak ada lagi waktu untuk merekrut orang yang baru (kandidat yang terbaik) dan untuk melakukan pelatihan. Saat itu memang tenggat waktunya yang sangat mepet.