Sudah tahun kedua anak kami berlangganan Ruangguru. Awal menggunakannya, ketika mau memasuki bangku kelas 10 SMA (2021).
Saat itu, kami memang telah berniat untuk memberikan les tambahan melalui bimbingan belajar di daerah tempat tinggal kami. Tetapi karena pandemi Covid-19 masih memuncak, tentu tidak memungkinkan untuk ikut bimbingan belajar secara "onsite".
Hingga saat ini, anak kami pun masih aktif menggunakan Ruangguru. Intensitas penggunaan Ruangguru tersebut, lebih banyak dimanfaatkan untuk memperdalam (membantu mengulang) materi pelajaran yang diterima dari sekolah.
Selain itu, Ruanguru tersebut sering juga dimanfaatkan untuk berlatih mengerjakan soal-soal latihan pelajaran. Termasuk soal latihan untuk uji coba (try out) masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Mengingat tahun 2024 nanti anak kami akan mengikuti tes masuk PTN.
Setidaknya, dari sejak dini sudah mengenal model-model soal masuk PTN. Mengenali kekuatan dan kelemahan diri, melalui pengerjaan soal-soal tes masuk PTN. Dengan demikian, dapat pula mengetahui kelayakan diri diterima di kampus, fakultas, atau jurusan mana, tentu berdasarkan nilai skor try out yang sudah diikuti.
Di tengah-tengah masyarakat, Ruangguru memang sudah dikenal luas. Bahkan ada banyak yang mempercayakan Ruangguru sebagai tempat belajar dan berlatih. Bahkan pada awal pandemi Covid-19, ternyata permintaan masyarakat terhadap layanan Ruangguru sangat tinggi peningkatannya.
Ada pepatah berkata, "Semakin tinggi pohon, maka semakin besar pula angin yang menerpanya." Begitu halnya dengan Ruangguru, semakin besar namanya, maka tantangan dan ujian pun tidak akan luput darinya.
Beberapa hari lalu (18/11) Ruangguru pun harus mengambil keputusan terberatnya. Ratusan anggota tim terbaiknya harus mengalami Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Belva Devara (Direktur Utama Ruangguru) pun menyampaikan permintaan maafnya atas kegagalan memprediksi dan mengantisipasi kondisi ekonomi yang terus berkembang.
Melalui akun media sosialnya, beliau menyampaikan bahwa ada beberapa alasan yang membuat Ruangguru harus mengambil keputusan berat tersebut.
Adanya rekrutmen yang terlalu banyak dan terlalu cepat dalam dua tahun terakhir. Hal itu berhubungan dengan adanya peningkatan permintaan layanan Ruangguru pada awal pandemi.
Selain itu, situasi ekonomi global akhir-akhir ini yang memburuk secara drastis, tingginya inflasi, serta kenaikan suku bunga yang membuat iklim investasi dunia memburuk.
Hal itulah yang akhirnya berdampak luas kepada komunitas startup teknologi global, termasuk Ruangguru.
Walaupun demikian, Ruangguru tetap memberikan kewajiban dan berbagai dukungan kepada anggota tim Ruangguru yang baru di PHK tersebut.
Seperti pemberian pesangon, penghargaan masa kerja dan penggantian hak sesuai UU, perpanjangan asuransi dan gaji bulan terakhir bekerja yang dibayarkan secara penuh.
Bahkan Ruangguru pun mengalokasikan tim rekruter Ruangguru khusus untuk memberi dukungan pencarian pekerjaan, konsultasi psikologis, dan akses kelas pengembangan karir jika dibutuhkan.
Sebagai konsumen, tentu berharap keputusan bahwa keputusan ini tidak mengurangi semangat dan kualitas pelayanan. Tetapi sebaliknya, justru menghadirkan berbagai inovasi demi peserta didik yang telah mempercayakan Ruanggura sebagai tempat belajar dan berlatih.
Kami sebagai konsumen, tentu merasakan manfaat Ruangguru tersebut, kami masih percaya kualitasnya, apalagi harga sangat terjangkau, sesuai dengan kantong kami.
Semoga Ruangguru tetap jaya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H