Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mari Hentikan Perang!

17 November 2022   05:50 Diperbarui: 17 November 2022   05:58 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Diolah Kompasiana dari AP PHOTO/EVGENIY MALOLETKA via kompas.com

Ketika belajar sejarah di bangku SMA, saya tidak akan pernah melupakan gaya guru sejarah saya dalam menjelaskan materi pelajaran.

Dengan bersemangat dan ditambah kemampuannya bercerita, seperti sedang menghidupkan peristiwa masa lalu itu di hadapan peserta didik. Itu yang membuat kami sangat tertarik untuk belajar sejarah.

"Apakah kalian tahu, mengapa Perang Dunia II itu meletus?" Tanya beliau.

Salah seorang "ahli sejarah" di kelas, kebetulan ada seorang teman di kelas yang sangat menguasai betul pelajaran sejarah.

"Perang Dunia II itu meletus tidak dapat terpisahkan karena adanya serangan yang dilancarkan oleh tentara Jerman terhadap Danzig, di Polandia, tepatnya pada 1 September 1939."

"Betul sekali. Itu adalah penyebab khusus terjadinya Perang Dunia II (1939-1945) tersebut. Atau serangan tersebut, sering juga disebut sebagai serangan kilat (blitzkrieg)." Lanjut guru kami.

Lantas, guru sejarah kami pun menjelaskan secara detail tentang Perang Dunia II tersebut.

Baik itu penyebab umum, penyebab khusus, proses berjalannya perang tersebut, pihak yang bertikai, hingga akhir dari Perang Dunia II tersebut.

Itulah kenangan singkat pembelajaran sejarah di ruang kelas kami sekitar dua puluh delapan tahun lalu.

Kenangan itu tentu teringat bukan tanpa alasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun