Mengajak generasi Z untuk menulis bukan perkara gampang. Terbukti ketika melakukan saringan penerimaan calon anggota baru pada ekstrakurikuler menulis di sekolah tempat saya mengajar, sering sekali sepi peminat. Bahkan tidak memenuhi kuota yang telah tersedia.
Kalau pun pada akhirnya kelasnya penuh, tidak lain karena ada limpahan dari ekstrakurikuler yang lain, di mana peminatnya membludak, atau melebihi kuota.
Tetapi sebagai seorang pembimbing ekstrakurikuler menulis, saya tidak pernah berkecil hati. Bagi saya pribadi, mau berapa orang pun yang mau bergabung dengan ekstrakurikuler menulis, asal ada kemauan, pasti akan disambut dengan tangan terbuka. Â Bahkan dipastikan, ketika bergabung dengan ekstrakurikuler menulis, dipastikan akan menorehkan pengalaman berharga.
Nah, perlu saya sampaikan bahwa walau demikian keadaannya (sering sepi peminat), bukan berarti peserta yang bergabung dengan ekstrakurikuler menulis itu tidak ada yang kompeten. Bahkan, tidak sedikit yang saya temukan di kelas ekstrakurikuler menulis itu ada mutiaranya. Terlihat jelas kilauan dan keindahannya setelah kotaknya terbuka.
Sebagai informasi, selama enam tahun terakhir, saya memang tergolong rutin membimbing generasi Z untuk menulis. Baik itu dalam berbagai penugasan, atau ketika berada di dalam kelas ekstrakurikuler menulis.
Berdasarkan pengalaman yang ada, dari berbagai tulisan mereka, sebenarnya ada yang sudah diterbitkan sebagai buku antologi, menang kompetisi menulis, hingga aktif menulis di platform Kompasiana.
Senangnya, dari antara mereka ada banyak yang berhasil memperoleh label "Artikel Pilihan" dari admin Kompasiana. Bukan itu saja, ada juga beberapa orang yang pernah mendapatkan label "Artikel Utama". Hebat bukan?
Tahun ajaran ini, kembali dipercaya membimbing ekstrakurikuler menulis, atau yang kami sebut dengan sebutan "Blogger Club". Jumlah pesertanya ada empat belas orang. Â
Sebagian besar dari mereka, bisa dibilang memiliki kemampuan menulis yang baik. Tidak jarang saya mengagumi tulisan peserta "Blogger Club", apalagi sampai ada yang mampu memainkan emosi pembacanya. Artinya, tulisan sebagian dari mereka  itu bisa dibilang sangat berkualitas.
Nah, bagi generasi Z, yang barangkali sedang membaca tulisan ini, mulailah berlatih menulis. Selagi ada kesempatan, silahkan dimanfaatkan.