Ketika dunia semakin digital, ternyata semakin banyak hal yang telah berubah. Misalnya, tidak sedikit orang yang mulai meninggalkan budaya mencatat.
Berbeda sekali dengan saya pada zaman dulu, kalau ke mana-mana, saya sering membawa catatan dan pulpen.
Terkadang berpikir, jangan-jangan nanti ada informasi atau hal penting yang perlu dicatat. Kalau tidak membawa catatan dan pulpen, bisa-bisa kelupaan informasi atau sesuatu yang penting.
Kalau sekarang, banyak orang lebih mengandalkan kamera smartphone untuk memotret atau bisa juga melakukan tangkapan layar (screenshot) dengan smartphone atau laptop kalau informasi tersebut ada di internet.
Kebiasaan seperti itu, ternyata berlaku juga di kalangan pelajar.
Beberapa waktu lalu, saya berdiskusi dengan seorang guru, beliau mengatakan bahwa saking susahnya peserta didik zaman sekarang untuk mencatat hal-hal penting yang diterangkan oleh guru, sampai-sampai guru tersebut memberlakukan pengambilan poin dari catatan peserta didik.
Dugaan saya, fenomena menurunnya kebiasaan mencatat, tentu tidak lepas dengan pembelajaran daring yang dilakukan lebih kurang dua tahun karena pandemi covid-19.
Bahkan ada peserta didik yang berkata, kebiasaannya untuk mencatat memang semakin menurun karena sudah lebih praktis untuk melakukan tangkapan layar ketika guru menjelaskan melalui powerpoint (PPT).
Tetapi, bagi sebagian siswa, ada juga yang masih senang mempertahankan kebiasaan mencatat tersebut.
Misalnya beberapa waktu lalu, saya melakukan uji coba dalam sebuah kelas, dari empat belas peserta didik, ternyata masih ada dua belas siswa yang masih mau mencatat. Sedangkan dua peserta didik, sepertinya masih berat untuk menorehkan pulpennya pada kertas catatannya.