Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Torehkan Tinta Emas Sejarah Pemegang Presidensi G20 2022

31 Juli 2022   08:38 Diperbarui: 31 Juli 2022   08:46 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Saya mendapatkan informasi, 60 negara akan ambruk ekonominya, 42 dipastikan sudah menuju ke sana." Demikian kutipan sambutan Presiden Joko Widodo pada sebuah kesempatan bulan Juni 2022 lalu.

Apa yang disampaikan oleh presiden tersebut, adalah perkiraan yang dilakukan oleh bank dunia, dana moneter dunia (IMF), dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Ketika perekonomian dunia belum pulih akibat pandemi Covid-19, atau yang telah berlangsung lebih dari dua tahun tersebut, ternyata ada lagi sejumlah permasalahan lain yang mendera dunia. Misalnya, perang Rusia dan Ukraina.

Perang Rusia dan Ukraina tersebut, tentu bukan saja berdampak kepada kedua negara atau yang berdekatan dengan negara tersebut. Tetapi masalah yang ditimbulkannya telah berdampak secara global.

Perang Rusia dan Ukraina telah mengganggu pasokan energi di berbagai negara, tentunya sangat mungkin menimbulkan krisis energi. Terutama, bagi mereka yang sangat bergantung pada energi dari Rusia. Hal ini dikarenakan, Rusia merupakan salah satu negara penghasil minyak fosil terbesar di dunia.

Selain dapat berdampak pada krisis energi, ternyata dapat juga menimbulkan krisis pangan. Apa hubungannya?

Ternyata, negara Rusia dan Ukraina merupakan negara yang termasuk sebagai lumbung pangan terbesar dunia. Bisa dibilang, kedua negara tersebut adalah penyumbang sekitar 30 persen ekspor gandum dunia.

Konon, Indonesia adalah salah satu negara pengimpor gandum terbesar di dunia. Sudah barang tentu pengimpor gandum dari salah satu negara yang bertikai, yakni Ukraina.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari databoks katadata, yang bersumber dari Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO),  Indonesia tercatat pengimpor gandum sebanyak 10,29 juta ton pada 2020. Indonesia adalah peringkat tertinggi, kemudian disusul negara Turki dan Mesir yang berada pada posisi kedua dan ketiga, yaitu masing-masing mengimpor sebesar 9,65 juta ton dan 9,04 juta ton.

Bisa Anda bayangkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun