Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Pulih Bersama Pilihan

Torehkan Tinta Emas Sejarah Pemegang Presidensi G20 2022

31 Juli 2022   08:38 Diperbarui: 31 Juli 2022   08:46 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar dari youtube Bank Indonesia

Apa yang akan terjadi kepada negara-negara yang tergantung kepada kedua negara tersebut, negara tersebut pastinya akan mengalami gangguan, bahkan bisa merembet ke berbagai permasalahan turunan di dalam negeri masing-masing.

Itu hanyalah beberapa dari sekian banyak permasalahan yang dapat ditimbulkan oleh perang Rusia dan Ukraina.

Melalui peristiwa yang sedang terjadi, kita tentunya dapat menyimpulkan bahwa dunia memang sudah semakin global. Antara satu negara dengan negara lain, seolah tidak ada lagi sekat pembatas. Saling berhubungan. Hubungan antarnegara yang dilandasi oleh kebutuhan dan kepentingan masing-masing. Inilah yang membuat globalisasi itu tidak akan mungkin diabaikan.

Sementara dengan kemajuan teknologi informasi, transportasi yang semakin maju baik dari segi kuantitas dan kualitas, serta semakin maraknya perdagangan dunia, turut mempercepat globalisasi dan meningkatkan berbagai jenis kerja sama dunia.

Kembali ke permasalahan Rusia dan Ukraina.

Indonesia sebagai negara penganut politik luar negeri bebas aktif, tentunya tidak tinggal diam. Indonesia tetap mengambil sikap netral pada permasalahan tersebut, dan mencoba melakukan pendekatan yang berbeda, guna mendamaikan kedua negara tersbut.

Kita pastinya tahu, atau barangkali menyaksikan melalui berbagai pemberitaan di berbagai media. Di tengah berlangsungnya perang Rusia dan Ukraina, pemerintah telah melakukan sebuah langkah berani. Presiden Republik Indonesia, Jokowi Widodo, telah mendatangi kedua pemimpin tersebut, baik Volodimir Zelensky (Presiden Ukraina) serta Vladimir Putin (Presiden Rusia). Bahkan mengundang kepala negara tersebut untuk hadir pada KTT G20 yang diadakan di Bali November 2022 mendatang.

Apa pun hasil dari pertemuan tersebut, setidaknya Indonesia telah berupaya mengambil sebuah sikap dan mencoba menengahi pertikaian kedua negara tersebut.

Berharap hal itu diikuti berbagai negara dan membangkitkan kepedulian terhadap perdamaian kedua negara tersebut. Bahkan kepedulian dalam mendorong semangat perdamaian dunia. Daripada sebatas memamerkan kekuatan pro kontra pada negara yang sedang bertikai.

Di samping hendak mewujudkan politik luar negeri bebas aktif Indonesia, sesuai yang termaktub pada Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945  Negara Kesatuan Republik Indonesia, bahwa Indonesia wajib "Ikut menjalankan ketertiban dan perdamaian dunia".

Tidak kalah penting, bahwa sesungguhnya Indonesia juga terpanggil karena merupakan bagian dari pemegang Presidensi G20 2022. Sementara Rusia yang bertikai dengan Ukraina itu, merupakan bagian dari G20 juga. Selain itu, sebagian dari anggota G20 lainnya, juga ada yang menunjukkan sikap pro atau kontra terhadap salah satu negara yang sedang bertikai.

Menerima Tongkat Estafet Presidensi G20 dan Arti Pentingnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pulih Bersama Selengkapnya
Lihat Pulih Bersama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun