Sejak 4 tahun silam, tepatnya 29 April 2015, saya resmi memiliki akun di Kompasiana. Kalau mengenang kembali, maka alasan utamaku membuat akun di Kompasiana adalah sebagai tempat menuangkan gagasan dan pengalaman.
Sebenarnya waktu itu, saya sudah memiliki blog pribadi, tetapi kurang tertata dengan baik, sehingga pengunjungnya pun sepi. Bisa dibayangkan, kalau kita sudah menulis tapi tidak ada yang baca, rasanya sia-sia deh menulis panjang lebar.
Tentu berbeda kalau di Kompasiana, selain karena sudah memiliki segmen pembaca karena sudah "punya nama", saya pun tidak perlu capek untuk menata blog-nya. Karena kita tahu bahwa Kompasiana itu sendiri sudah memiliki template standar.
Bisa dibayangkan dengan blog pribadi, sering merasa tidak puas dengan template dan tampilannya, akhirnya waktu lebih banyak buat utak atik blog daripada nulisnya.
Nah, setelah bergabung di Kompasiana, lambat laun saya mulai menulis dan lama kelamaan semakin sayang dengan Kompasiana. Bahkan sekarang, jauh lebih sayang lagi dari sebelumnya.
Mau tahu kenapa?
Pada tulisan ini, setidaknya saya akan merangkumkan 11 kesanku dengan Kompasiana, yang sekaligus menjadi alasanku untuk semakin sayang dengan Kompasiana.
#1 Kompasiana Membuatku Percaya Diri untuk Menulis
Setelah lama vacuum menulis, maka tahun 2014 adalah awal kebangkitanku  untuk menulis kembali. Ternyata saudara, tidak mudah lho untuk membangkitkan percaya diri kembali dengan menampilkan tulisan ke ruang publik.
Ini mungkin efek terlalu lama "tidur " di dunia tulis menulis. Walau sudah mencoba beberapa kali, tetapi untuk urusan percaya diri itu masih tetap saja minim.
Tetapi setelah bergabung dan mulai menulis di Kompasiana, sepertinya saya baru mendapat "terapi percaya diri". Kog bisa? Ternyata tulisan pertamaku di Kompasiana mampu menembus tingkat keterbacaan sampai 500-an kali.