Bertemu dengan para Kompasianer merupakan kebahagian tersendiri bagi saya pribadi. Apalagi yang dibicarakan tak jauh dari urusan tulis menulis. Satu dengan yang lainnya saling mengasah dan berbagi pengalaman.
Jujur, ketika bersama Kompasianer lainnya, saya banyak sekali mendapatkan motivasi dan inspirasi yang membangun, mebuatku selalu bersemangat untuk terus berkarya melalui tulisan.
Nah, kemarin itu (25/10), ternyata Kompasiana kembali melakukan pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 60 orang Kompasianer.
Menariknya pertemuan kali ini melakukan tiga kegiatan sekaligus, yakni Kumpul Bareng Syukuran 11 Tahun Kompasiana, Awarding Blog Competition Bank Indonesia yang bertemakan Sistem Stabilitas Keuangan, dan Tour Museum Bank Indonesia. Atau yang dikemas dalam sebuah acara menarik ala Kompasiana yakni "KURSOR", Kumpul Rame Sore-Sore.
Kalau bagi saya pribadi, kegiatan ini adalah paket komplit dan spesial. Selain turut serta merayakan syukuran 11 tahun Kompasiana bersama Kompasianer lainnya, saya sendiri merasakan dihargai jerih lelah sebagai Kompasianer melalui sebuah "awarding" setelah mengikuti blog competition yang diselenggarakan Kompasiana dan Bank Indonesia, serta berkesempatan melakukan rekonstruksi sejarah yang berhubungan dengan perkembanan uang dan kondisi perekonomian di Indonesia sepanjang sejarah melalui Tour Museum Bank Indonesia.
Sebelumnya, Bank Indonesia telah melakukan sosialisasi seputar kebijakan makroprudential sebagai Sistem Stabilitas Keuangan (SSK) di empat kota seperti Jakarta, Jogjakarta, Palembang dan Denpasar. Kegiatan ini diperuntukkan bagi kalangan blogger dan mahasiswa melalui kerjasama dengan pihak Kompasiana. Selanjutnya, Bank Indonesia mengadakan sebuah kegiatan yang menantang yakni Blog Competition.
Diharapkan dengan kedua even tersebut masyarakat luas dapat memahami seputar kebijakan makroprudential dan Sistem Stabilitas Keuangan dengan pemaparan dan tulisan yang renyah, yang mudah dipahami oleh masyarakat.
Senada dengan yang disampaikan oleh Junanto Herdiawan (Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia) pada acara KURSOR tersebut bahwa tidak semua orang mengerti tentang kebijakan makropredential. Oleh karena itu diperlukan peran blogger untuk mengedukasi masyarakat dengan tulisan yang renyah dan dapat dimengerti semua kalangan.
Nah, beliau pun menyampaikan alasan mengapa harus mengajak blogger untuk melakukan sosialisasi tentang kebijakan makroprudential tersebut. Beliau menganalogikan kalau tulisan blogger tersebut seperti makan semangkok bakso yang enak dikunyah, lengkap dengan kuah, sawi, sambel, jadi rasanya enak. Tidak semata hanya berisi baksonya saja, ujurnya.