Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membaca Surat Kabar Memang Sensasinya Berbeda

17 Juni 2019   12:14 Diperbarui: 17 Juni 2019   12:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kapan terakhir kali  rekan pembaca membolak balik halaman demi halaman dari surat kabar? Atau jangan-jangan sudah 100 persen beralih menjadi penikmat berita melalui media online.

Jujur, saya sendiri sudah jarang membaca surat kabar. Paling kalau lagi di kantor, sesekali saya berkunjung ke perpustakaan sekolah dan memanfaatkan fasilitas langganan koran yang ada di sana. Itupun, kalau dirata-ratakan paling lama sekitar 15 menit saja.

Nah, kalau libur sekolah seperti sekarang, otomatis saya tidak menyentuh surat kabar sama sekali. Paling kalau mau membaca berita cukup dari media online melalui smartphone.

Tapi hari ini agak berbeda, ketika sedang berada di ruang tunggu pengambilan obat sebuah rumah sakit, mata saya langsung tertarik melihat surat kabar yang ada dipajang di pojok ruangan. Ada rasa ingin melahap berita yang ada di sana dan menikmati sensasi aroma cetak surat kabar tersebut.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Saya mencoba mengambil dan mengamati koran tersebut, ternyata masih rapi, sepertinya belum ada yang menyentuhnya. Saya amati orang-orang yang ada di ruang tunggu, semua asik dengan gadget masing-masing.

Selama hampir sejam di sana, dari puluhan orang yang sedang menunggu, ternyata hanya ada dua orang saja yang menyentuh koran itu. Saya dan salah seorang yang sedang menunggu juga.

Apakah ini tanda-tanda kalau surat kabar berada di usia senja seperti yang sering dibahas dan diberitakan?

Semoga saja tidak. 

Bagi saya pribadi, walaupun jumlah pembaca surat kabar semakin sedikit, semoga surat kabar tetap eksis. Ternyata surat kabar itu selalu ngangenin dan membaca di surat kabar itu sangat berbeda sensasinya dengan membaca di media online. Bukan begitu?

Sudah ya rekan pembaca, obat sudah di tangan, sekarang mau pulang ke rumah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun