Kapan terakhir kali  rekan pembaca membolak balik halaman demi halaman dari surat kabar? Atau jangan-jangan sudah 100 persen beralih menjadi penikmat berita melalui media online.
Jujur, saya sendiri sudah jarang membaca surat kabar. Paling kalau lagi di kantor, sesekali saya berkunjung ke perpustakaan sekolah dan memanfaatkan fasilitas langganan koran yang ada di sana. Itupun, kalau dirata-ratakan paling lama sekitar 15 menit saja.
Nah, kalau libur sekolah seperti sekarang, otomatis saya tidak menyentuh surat kabar sama sekali. Paling kalau mau membaca berita cukup dari media online melalui smartphone.
Tapi hari ini agak berbeda, ketika sedang berada di ruang tunggu pengambilan obat sebuah rumah sakit, mata saya langsung tertarik melihat surat kabar yang ada dipajang di pojok ruangan. Ada rasa ingin melahap berita yang ada di sana dan menikmati sensasi aroma cetak surat kabar tersebut.
Selama hampir sejam di sana, dari puluhan orang yang sedang menunggu, ternyata hanya ada dua orang saja yang menyentuh koran itu. Saya dan salah seorang yang sedang menunggu juga.
Apakah ini tanda-tanda kalau surat kabar berada di usia senja seperti yang sering dibahas dan diberitakan?
Semoga saja tidak.Â
Bagi saya pribadi, walaupun jumlah pembaca surat kabar semakin sedikit, semoga surat kabar tetap eksis. Ternyata surat kabar itu selalu ngangenin dan membaca di surat kabar itu sangat berbeda sensasinya dengan membaca di media online. Bukan begitu?
Sudah ya rekan pembaca, obat sudah di tangan, sekarang mau pulang ke rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H